SOLOPOS.COM - Suasana Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Peduli Jateng terkait mencari sosok ideal pengganti Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng yang digelar di Semarang, Senin (21/8/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Masa kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, segera berakhir 5 September nanti. Sejumlah pengamat pun berharap sosok pengganti Ganjar, atau Penjabat (Pj) Gubernur Jateng nantinya bisa menguasai berbagai isu krusial di Jawa Tengah (Jateng).

Pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono, menyebutkan ada sejumlah isu krusial dan strategis yang perlu dikuasai calon pemimpin Jateng pasca-kepemimpinan Ganjar-Yasin. Isu itu antara lain kemiskinan hingga disparitas atau pembagunan yang tidak merata antarwilayah.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, hingga bulan Maret 2023 masih ada sekitar 3,79 penduduk miskin atau 10,77 persen dari total jumlah penduduk dii Jateng. Sedangkan terkait disparitas pembangunan, ada sejumlah daerah yang mengalami pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat, tapi juga ada yang terkesan lambat.

“Kota Semarang, Solo, Tegal, Magelang, itu lain pembangunannya [lebih pesat]. Ini menandakan disparitas antarwilayah, antardaerah, tidak beraturan. Ini mestinya dilakukan dengan penetrasi kebijakan,” ujar Teguh saat menjadi narasumber dalam Forun Group Discusion (FGD) bertajuk Mencari Figur Pemimpin Jawa Tengah Pengganti Ganjar-Yasin yang digelar Forum Peduli Jawa Tengah di Hotel Up Peak Semarang, Senin (21/8/2023).

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undip itu menambahkan, calon pemimpin Jateng juga harus memahami bagaimana strategi untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat pasca-pandemi, termasuk meningkatkan daya saing dan kompetensi sumber daya manusia (SDM).

“Ini kalau dicek di RPJMD [Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah] Bapedda di dokumen, pasti disinggung terus,” bebernya.

Tata Kelola

Adapun isu krusial selanjutnya yakni tata kelola kelembagaan. Sebab nantinya, Gubernur bakal membawahi kepala daerah di 35 kabupaten/kota. “Maka idealnya seorang harus mampu berkoordinasi dan bersinergi dengan jajaran di bawahnya,” sambungnya.

Tak hanya itu, isu krusial lanjutan yang harus dikuasai oleh calon gubernur Jateng yang akan maju di Pilgub Jateng 2024 yaitu persoalan infrasruktur. Mulai dari jalan, jembatan, maupun infrastruktur penunjang sumber daya air.

“Keenam infrastruktur. Membangun jalan itu ada lifetime-nya kapan dia [infrastruktur] rusak, membangun jembatan juga ada lifetime-nya. Begitu juga irigasi sungai semua itu ada lifetime-nya,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng, Harry Nuryanto Soediro, berharap sosok pengganti Ganjar sebagai Gubernur Jateng nantinya bisa berbau dengan masyarakat. Sosok gubernur itu, menurutnya, juga harus bisa diajak berkoordinasi dan berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk menuntaskan permasalahan di Jateng.

“Harapan kami, gubernur ke depan bisa diajak berkomunikasi, terutama dengan pengusaha. Banyak hal-hal yang perlu didiskusikan dengan pengusaha, seperti bagaimana saling menjaga inflasi. Tidak harus muda, kombinasi [tua-muda] lebih baik. Yang penting sosoknya bisa menjaga kestabilan dan mudah diajak komunikasi. Syukur-syukur punya trek rekor nasional dan orang asli Jawa Tengah,” ujar Harry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya