SOLOPOS.COM - Warga melintas didekat truk yang berusaha menembus banjir di Jalur Pantura Kaligawe Raya-Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/3/2024).(Antara/Makna Zaezar)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota Semarang mulai membersihkan saluran air dari aneka sampah yang menumpuk pascabanjir. Hal ini dilakukan sembari menunggu surutnya air di sejumlah titik sebagai langkah mempercepat penanganan banjir di Semarang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan pihaknya fokus membersihkan saluran-saluran yang dipenuhi sampah pascabanjir, termasuk enceng gondok yang memenuhi pompa-pompa air.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

“Kami melakukan pembersihan di saluran karena banyak sampah di saluran yang dibawa banjir selama tiga hari ini. Kemudian membersihkan enceng gondok mulai Senin (18/3/2024), yang yang menumpuk di Pompa Banger dan Kali Tenggang,” katanya sebagaimana dikabarkan Antara, Minggu (17/3/2024).

Selama tiga hari terakhir, kata dia, DPU Kota Semarang telah melakukan pembersihan lingkungan di semua wilayah terdampak banjir yang telah kering.

Berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) turut dikerahkan untuk membantu, sambil menunggu daerah lain yang masih banjir berangsur surut.

“Kami dorong masyarakat ikut membersihkan lingkungan. Mudah-mudahan cuaca cerah sehingga banjir bisa berangsur-angsur surut. Tadi kami terima laporan sudah ada penurunan air muka banjir 40-50 centimeter,” katanya.

Dalam penanganan banjir dan pascabanjir, Pemkot Semarang menerapkan strategi dengan menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

Untuk penanganan banjir yang terjadi tiga hari terakhir, ia mengatakan upaya telah dilakukan secara maksimal, termasuk mengoperasikan seluruh pompa.

“Seperti di RSI Sultan Agung itu kewenangan BBWS Pemali Juana, tetapi kami juga menerjunkan pompa-pompa mobile di sana. Dari BBWS ada lima, kemudian kami tambah tiga. Di Trimulyo ada lima dari BBWS dan milik kami, di sana kedalamannya signifikan karena posisinya cekungan,” katanya.

Sementara itu, Kepala BBWS Pemali Juana, Harya Muldianto, menyatakan pihaknya akan melakukan normalisasi drainase dan peningkatan kapasitas pompa-pompa pascabanjir.

“Kami mengoperasikan pompa-pompa. Ke depan sistem drainase harus ditata kembali. Di sistem Tenggang dan Sringin nantinya akan dilakukan normalisasi dan upgrading kemampuan pompa, sedang kami proses datanya. Ini persiapan,” katanya.

Normalisasi saluran yang direncanakan pertengahan tahun ini akan berfokus di Sungai Plumbon dan Sungai Tenggang. BBWS Pemali Juana untuk mengeruk sedimentasi, memperlebar, dan meninggikan sekaligus memperkuat tanggul.

“Sisi timur dan barat akan dinormalisasi. Normalisasi ini sementara fokus di sistem Plumbon dan Tenggang. Kami keruk sedimentasi dan kami tinggikan tanggul-tanggul, ditambah menggunakan pompa, termasuk di Plumbon dilebarkan, tanggulnya diperkuat,” katanya.

Di sisi lain, ia mengakui jika kapasitas pompa masih jauh di bawah kemampuan menampung beban banjir, mengingat rata-rata kemampuan pompa masih 50% sehingga mempersulit upaya mendorong air menuju laut.

“Pertengahan tahun kami normalisasi sungai-sungai dan pompa daerah Muktiharjo, Waru, Kandang Kebo, dan seberangnya RSI Sultan Agung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya