SOLOPOS.COM - Pendopo Si Panji di Purwokerto, Banyumas. (ppid.banyumaskab.go.id)

Solopos.com, BANYUMAS — Sebuah bangunan tradisional khas Jawa berdiri kokoh di Jalan Kabupaten No. 1, Kelurahan Sokanegara, Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Bangunan itu bernama Pendopo Si Panji, yang sarat akan nilai sejarah, terutama terkait cerita perpindahan ibu kota Kabupaten Banyumas ke Purwokerto.

Pendopo Si Panji merupakan salah satu bangunan ikon di Kabupaten Banyumas. Pendapa ini diberi nama Pendopo Si Panji untuk mengenang putra Bupati pertama Banyumas yang bernama Panji Ganda Subrata atau Bagus Kunthing yang sejak kecil tinggal bersama neneknya, Raden Ayu Bendar, di Keraton Kartasura.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Pendopo Si Panji didirikan Bupati pertama Banyumas, Kiai Adipati Wargautama II (Kiai Adipati Mrapat), pada tahun 1582. Pendapa ini awalnya didirikan di kompleks adipati di Kabupaten Banyumas.

Namun setelah penggabungan Kabupaten Banyumas dengan Purwokerto pada 1937, pada masa pemerintahan Bupati Tumenggung Sudjiman Gandasubrata, pendapa ini dipindah ke Purwokerto. Pemindahan pendapa ini pun digelar dengan proses yang cukup besar.

Pendapa dibawa dengan menggunakan peda melalu Sukaraja. Dilansir Banyumaskab.go.id, perpindahan Pendopo Si Panji dilakukan dengan cara memutar melewati Dieng. Hal ini dikarenakan adanya mitos perpindahan pendapa tidak boleh melewati Sungai Serayu.

Perpindahan Pendopo Si Panji dari Banyumas ke Purwokerto ini pun diliputi cerita mistis. Cerita itu terkait dengan bencana alam banjir yang kerap melanda ibu kota Banyumas kala itu, yang berasal dari meluapnya Sungai Serayu. Setiap turun hujan, air di Sungai Serayu meluap sehingga terjadi banjir di Banyumas.

Untuk mengenang kebesaran dan sejarah Pendopo Si Panji, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas pun membangun pendapa tiruan atau duplikat yang diletakkan di lokasi pertama berdirinya pendapa bersejarah itu, yakni Kecamatan Banyumas.

Di sekitar lokasi pendapa itu juga terdapat Sumur Mas dan Museum Wayan. Sumur Mas yang berada tepat di halaman belakang dalem kadipaten dipercaya memiliki kekuatan mistis. Konon siapa pun yang mencuci muka dan meminum air dari sumur tersebut, maka segala keinginannya akan dikabulkan.

Tak heran jika hingga kini banyak orang yang datang ke Sumur Mas hanya untuk berziarah.

Selain Sumur Mas, terdapat juga Museum Wayang yang menyimpan berbagai koleksi gamelan dan wayang seperti wayang Golek Menak yang dibuat Ki Trunadipura, dalang semasa Mangkunegaran VIII yang berasal dari Baturetno, Wonogiri. Selain itu juga terdapat wayang suket, wayang yang dibuat dari rumput yang dipetik saat bulan Sura di Purbalingga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya