SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin puting beliung. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SEMARANG–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memperingatkan adanya potensi angin puting beliung di wilayah setempat periode Jumat-Sabtu (23-24/2/2024). Bencana akibat cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi nyaris di tiap kabupaten/kota.

Berdasarkan data yang diterima Solopos.com, Jumat (23/2/2024), daerah yang diminta mewaspadai potensi puting beliung yakni Kabupaten/Kota Boyolali, Blora, Brebes, Demak, Grobogan, Jepara, Karangayar, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan dan Pemalang. Kemudian di Purbalingga, Rembang, Salatiga, Semarang, Sragen, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo dan sekitarnya.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Sementara pada Sabtu (24/2/2024), daerah yang diminta waspada yakni Kabupaten/Kota Banjarnegara, Blora, Boyolali, Cilacap dan Karanganyar. Kemudian, Kebumen, Klaten, Magelang, Sragen, Sukoharjo, Solo, Wonogiri, Wonosobo, dan sekitarnya.

“Peringatan cuaca ekstream berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir atau kilat angin kencang [puting beliung],” terang Kepala Bidang (Kabid) Kebencanaan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul, kepada Solopos.com, Jumat.

Oleh sebab itu, BPBD Jateng meminta masyarakat dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Sebab, bisa berpotensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

“Terutama untuk masyarakat yang tinggal di wilayah rawan hidrometeorologi harus ekstra waspada ya,” pintanya.

Adapun langkah BPBD Jateng yang sudah dilakukan yakni sosialisasi tas siaga bencana (TSB). Yakni tas yang dipersiapkan anggota keluarga untuk berjaga-jaga bila terjadi bencana atau kondisi darurat lain.

“Tujuan TSB untuk persiapan bertahan hidup saat bantuan belum datang. Memudahkan kita evakuasi ke tempat yang lebih aman. Dan TSB itu berisi kebutuhan dasar selama 3 hari. Seperti surat-surat penting, obat-obatan, pakaian, makanan, minuman dan perlengkapan lain yang diperlukan,” jelasnya.

Lebih jauh, upaya jangka panjang juga telah BPBD Jateng lakukan. Di antaranya penguatan kapasitas masyarakat menghadapi rawan bencana hingga membentuk desa tangguh bencana (Destana).

Destana merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya. Tak hanya itu, Destana juga mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

“Kami juga sudah membentuk satuan pendidikan aman bencana. Catatan kami sampai 2023 ada 1.300-an Destana,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, angin kencang yang merusak banyak bangunan di kawasan Rancaekek perbatasan Bandung dan Sumedang, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024) sore, disebut sebagai badai tornado pertama di Indonesia.

Selain menyebabkan bangunan rusak, pohon tumbang, dan kendaraan berjatuhan, bencana itu juga mengakibatkan 29 orang terluka.

Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan angin kencang yang merusak banyak bangunan di Rancaekek perbatasan Sumedang-Bandung tersebut adalah badai tornado.

“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi ‘extreme event‘ 21 Februari 2023,” tulis Erma Yulihastin di Twitter X, dikutip Kamis, (22/2/2024).

Erma menjelaskan, efek badai tornado berbeda dengan angin puting beliung. Badai tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius lebih luas. Hal ini disebabkan kecepatan minimalnya mencapai 70 km/jam.

Sementara berdasarkan kajian di BRIN, angin puting beliung terkuat kecepatannya hanya 56 km/jam. “Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yg tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,” sambung dia.

Dia menambahkan, struktur badai tornado di Rancaekek itu mirip dengan yang biasa terjadi di Amerika Serikat. “Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!” tandasnya.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat, dua bencana angin puting beliung terjadi di Sumedang-Bandung, Rabu (21/2/2024). Pertama, di Kecamatan Jatinagor, Sumedang, sekitar jam 16.00 WIB. Kedua, di Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, pada sore hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya