Jateng
Kamis, 16 Mei 2024 - 12:45 WIB

Ramai Penolakan dan Larangan Study Tour, Disdik Salatiga Pilih Langkah Ini

Hawin Alaina  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Nunuk Dartini. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Menanggapi banyaknya penolakan dan pelarangan terhadap kegiatan study tour, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Salatiga, Nunuk Dartini mengaku tidak mau buru-buru mengambil sikap untuk ikut melakukan pelarangan tersebut. Pihaknya melihat dari beberapa sisi secara komprehensif.

Dikatakan, outing class atau study tour yang ada di sekolah-sekolah di Salatiga sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh pihak sekolah dan hasil musyawarah dengan orang tua siswa.

Advertisement

Sebagai contoh di SD Muhammadiyah Plus Salatiga yang beberapa waktu lalu viral menyelenggarakan study tour dengan naik pesawat ke Jakarta.

“Menurut kami ini menjadi program yang menjadi daya tarik. Karena akan memberikan pengalaman terhadap anak,” kata Nunuk saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Kamis (16/5/2024).

Diakuinya dengan program tersebut anak lebih memiliki kepercayaan diri. Sebab memiliki banyak pengalaman yang berkesan.

Advertisement

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah program study tour itu tidak memberatkan orang tua siswa. Sehingga dalam perencanaannya harus dilakukan dengan baik.

“Perencanaan dengan baik artinya dilaksanakan tepat waktu, dan tentunya menggunakan kendaraan yang layak jalan. Selain itu guru juga harus melakukan pendampingan sebagai mana mestinya. Semuanya harus direncanakan dengan baik,” terang Nunuk.

Dia juga menegaskan melihat persoalan study tour harus dilihat secara menyeluruh, tidak langsung tiba-tiba melarangnya.

Advertisement

Pihaknya juga telah memberikan himbauan kepada sekolah yang menjadi kewenangannya, yakni PAUD, TK, SD, dan SMP jika menyelenggarakan study tour harus memenuhi syarat direncanakan dengan baik dan tujuannya jelas. Selain itu, juga tidak memberatkan orang tua siswa.

“Jika ada siswa yang tidak bisa ikut karena masalah ekonomi misalnya, kami memberikan catatan khusus agar sekolah harus bisa mencarikan jalan keluarnya. Kadang-kadang sekolah juga menawarkan study tour di dua tempat, satu jauh satunya lebih dekat,” tandas Nunuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif