SOLOPOS.COM - Tangkapan layar unggahan di Facebook terkait berita di Koran Pemandangan yang menayangkan peristiwa sejarah di Kaligawe, Semarang, pada tahun 1935. (Facebook - Johanes Christiono)

Solopos.com, SEMARANGSejarah Kaligawe, Semarang sering menyita perhatian masyarakat luas hingga sekarang. Selain dikenal sebagai lokasi perlawanan sopir gerobak melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda, Kaligawe ternyata juga dikenal sebagai daerah rawan banjir sejak lama.

Solopos.com pernah mengulik secara singkat sejarah Kaligawe di Semarang. Peristiwa sejarah itu berupa peristiwa kerusuhan melibatkan tukang gerobak dan aparat keamanan pada 4 Februari 1935.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dikutip dari buku Laporan-Laporan tentang Gerakan Protes di Jawa pada Abad XX dari Arsip Nasional Republik Indonesia, sejarah kelam di Kaligawe Semarang itu bermula saat beberapa aparat keamanan di perbatasan Kaligawe menghentikan gerobak-gerobak dari Desa Genuk yang akan masuk Semarang pada 1 Februari 1935. Para pengemudi gerobak itu dilarang masuk ke Semarang karena belum membayar pajak.

Setelah itu, para pengemudi gerobak menggalang pertemuan di rumah seorang mandor bernama Sukaeni di Dukuh Tanggulangin, Kelurahan Banjardewa pada 2 Februari. Pertemuan itu dihadiri sekitar 60 orang. Di antara peserta yang hadir bernama R. Ahmad, warga Cikampek, yang tinggal di rumah Sukaeni.

Sukaeni memperkenalkan R. Ahmad sebagai seorang sakti. Selanjutnya, R. Ahmad memberi syarat kepada tukang-tukang gerobak itu untuk masuk Kota Semarang tanpa membayar pajak. Syarat itu berupa sepucuk surat jimat yang harus dibawa oleh setiap pengemudi gerobak. Untuk memperoleh jimat itu, para tukang gerobak harus membayar tiga sen.

Di waktu berikutnya setelah memiliki jimat, para pengemudi gerobak itu pun menerobos masuk ke Semarang pada 4 Februari 1935. Namun, petugas keamanan tetap melarang para pengemudi gerobak itu hingga terjadi pertikaian di perbatasan Kaligawe.

Disebutkan dalam koran Pemandangan, akibat pertikaian itu empat orang meninggal dunia. Namun tidak dijelaskan korban yang meninggal dari para kusir atau petugas keamanan dari pemerintah Hindia Belanda.

Dikutip dari id.wikipedia.org pada Rabu (15/11/2023), Kaligawe yang memiliki sejarah panjang merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Di Kaligawe terdapat beberapa kelurahan, yakni Gayamsari, Kaligawe, Pandean, Lamper, Sambirejo, Sawah Besar, Siwalan, Tambakrejo.

Kaligawe merupakan salah satu kelurahan di Semarang yang sering dilanda banjir rob karena lokasinya yang berdekatan dengan laut. Sebagaimana diketahui, Jalan Alteri Yos Sudarso di Kaligawe, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) tergenang air pada Selasa (14/11/2023) malam. Hal itu sebagai dampak hujan deras semalam yang terjadi di daerah tersebut.

Meski jalanan tergenang, para pengendara kendaraan nekat melaju di lokasi tersebut. Akibatnya, sejumlah kendaraan roda dua maupun roda empat banyak yang mengalami mogok alias mati mesin.

Demikian tadi, sejarah singkat Kaligawe, Semarang. Di mana, di saat sekarang lokasi tersebut dikenal dengan daerah rawan banjir saat musim hujan berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya