Jateng
Sabtu, 1 Juni 2024 - 17:54 WIB

Serapan Rumah Subsidi di Jateng Capai 3.789 Unit, Apernas: Soloraya Tertinggi

Adhik Kurniawan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah subsidi. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SEMARANG – Asosiasi Perumahan Sederhana Nasional (Apernas) Jawa Tengah (Jateng), mencatat serapan rumah subsidi di wilayahnya sudah mencapai 3.789 unit per April 2024.

Adapun serapan tertinggi yakni di daerah Soloraya, yakni di Kabupaten Sukoharjo yang mencapai 1.370 unit. Ketua DPW Apernas Jateng, Eko Purwanto, mengatakan pada kuartal I atau sampai April serapan rumah di Jateng cukup baik.

Advertisement

Sebab, dari kuota sebanyak 166.000 unit pada 2024 ini, serapannya sudah mencapai 2.28 persen atau 3.789 unit.

“Angka segitu [3.789] berarti kondisi sudah membaik, penjualan rumah subsidi sudah bagus. Bahkan sampai sekarang yang akad juga masih banyak,” klaim Eko kepada Solopos.com, Sabtu (1/6/2024).

Advertisement

“Angka segitu [3.789] berarti kondisi sudah membaik, penjualan rumah subsidi sudah bagus. Bahkan sampai sekarang yang akad juga masih banyak,” klaim Eko kepada Solopos.com, Sabtu (1/6/2024).

Adapun serapan paling banyak, papar Eko, berada di Soloraya, khususnya di Kabupaten Sukoharjo yang mencapai 1.370 unit.

Serapan di Soloraya cukup tinggi karena menjadi daerah sektor bisnis dan sudah didukung peningkatan infrastruktur seperti jalan tol.

Advertisement

Semarangraya memiliki peminat tinggi karena dekat dengan Ibu Kota Jawa Tengah atau Kota Semarang dan banyak disokong oleh pertumbuhan industri di kabupaten/kota sekitarnya.

“Pekalongan, Tegal dan Kabupaten Semarang laporannya juga tinggi. Dan data ini masih bakal terus meningkat, karena jual rumah itu cepat, banyak peminatnya. Karena bagaimanapun, rumah ini termasuk kebutuhan selain sandang dan pangan, ada papan [rumah],” pungkasnya.

Sementara itu, warga Kota Semarang, Sandi, merupakan satu di antara 724 orang yang telah memberi rumah subsidi di derah Kendal.

Advertisement

Pria berusia 26 tahun itu, memilih rumah di Kendal karena telah mendapat pekerjaan baru di Kawasan Industri Kendal (KIK).

“Dulu kerja di Banten, pada Maret resign untuk balik ke Semarang. Resign karena mau menikah sekaligus cari kerja baru yang deket sama keluarga dan mertua di Semarang. Dan dapatnya [kerja dan rumah] ya itu, di Kendal,” tutup Sandi.

Diberitakan sebelumnya, Asosiasi Perumahan Sederhana Nasional (Apernas) Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan harga jual rumah bersubsidi di wilayah Jateng pada awal 2024 ini mengalami kenaikan menjadi Rp166 juta per unit.

Advertisement

Meski naik, pihaknya tetap optimistis mampu memasarkan rumah subsidi sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun ini, yakni 166.000 unit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif