Solopos.com, SEMARANG – – Siswa madrasah aliah atau MA di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), berinisial MAR, diduga mengalami sakit hati hingga tega membacok gurunya dengan celurit. Perbuatan nekat MAR itu terjadi di ruang kelas, saat sang guru tengah membagikan soal ujian, Senin (25/9/2023).
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu, menyebutkan korban merupakan guru mata pelajaran olahraga dan kesiswaan. Peran guru tersebut kerap bersinggungan dengan siswa bermasalah.
Hal itu pulalah yang membuat guru sebuah MA di Demak itu menjadi korban atau dibacok siswa. Diduga siswa itu menaruh dendam kepada sang guru karena kerap kena tegur.
“Motifnya itu, dia [korban] sebagai guru olahraga dan kesiswaan, yang bersangkutan [pelaku] diduga ada unsur dendam. Karena guru itu [bagian] kesiswaan, banyak mengurusi siswa bermasalah. Yang bersangkutan [pelaku] ini kan enggak pernah masuk [sekolah]. Iya [sakit hati sering dimarahi], diduga ya,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Senin.
“Motifnya itu, dia [korban] sebagai guru olahraga dan kesiswaan, yang bersangkutan [pelaku] diduga ada unsur dendam. Karena guru itu [bagian] kesiswaan, banyak mengurusi siswa bermasalah. Yang bersangkutan [pelaku] ini kan enggak pernah masuk [sekolah]. Iya [sakit hati sering dimarahi], diduga ya,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Senin.
Menurut Satake, pelaku melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Kala itu, korban tengah berada di kelas. Tiba-tiba, pelaku datang dan langsung membacok korban hingga mengalami luka yang cukup parah.
“Tiba-tiba dia datang pas mau membagikan soal. Dia tiba-tiba membacok leher [korban]. Lehernya [luka] terbuka,” imbuh Satake.
“Awalnya ada tugas hari Sabtu, entah kenapa dia tidak bikin, tidak selesaikan tugas. Terus diingatkan. Sudah bawa sajam itu dari rumah,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa berdarah di ruang kelas sebuah MA di Demak itu terjadi pada Senin pagi
Sementara itu, salah satu guru sekolah tersebut Ainul Ibad mengungkap, jika pelaku sudah diingatkan untuk membuat tugas. Pelaku juga disebut membawa sajam jenis celurit atau sabit itu dari awal.
“Awalnya ada tugas hari Sabtu, entah kenapa dia tidak bikin tidak selesaikan tugas. Terus diingetke. Sudah bawa sajam itu dari rumah,” katanya.
Untuk diketahui, insiden berdarah itu terjadi pada Senin pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. Pelaku yang duduk di bangku kelas 12 MA tiba-tiba masuk ke ruang kelas dan membacok gurunya bernama Fathur Ali.
Setelah peristiwa itu, korban langsung keluar kelas dan melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor menuju jalan raya Semarang-Purwodadi. Akibat peristiwa itu, sang guru mengalami luka parah di bagian leher.