SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SALATIGA–Seorang siswi salah satu SMA Negeri di Kota Salatiga, Jawa Tengah, diduga menjadi korban bullying atau perundungan teman sekolahnya. Menanggapi hal itu Penjabat Wali Kota Salatiga Yasip Khasani belum bisa banyak berkomentar.

Sebab saat ini pihaknya masih mempelajari dugaan kasus tersebut. “Sedang kami pelajari [untuk kasus dugaan pembullyan],” terang Pj Wali Kota kepada Solopos.com, Selasa (9/1/2024).

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Meski begitu, pihaknya berharap kasus perundungan seperti ini tidak terulang lagi di kota tertoleran itu. Ditanya soal kelanjutan dan langkah-langkah upaya yang akan dilakukan Pemkot Salatiga, Pj Wali Kota Yasip masih belum bisa berkomentar.

Seperti diberitakan, siswi SMA Negeri di Salatiga yang diduga menjadi korban pembullyan atau perundungan akhirnya memutuskan untuk pindah ke sekolah lain. Hal itu diungkapkan ayah korban GS kepada Solopos.com Senin (8/1/2024).

GS mengaku telah membujuk anaknya untuk kembali ke sekolah semula. Namun sang anak masih merasa ketakutan dan trauma. “Sudah saya bujuk tidak mau. Katanya masih trauma akhirnya kita pindahkan ke sekolah lain di luar Salatiga. Demi kebaikan anak,” terang GS.

Diakuinya, pada Senin (8/1/2024) pagi dirinya datang ke sekolah untuk bertemu dengan pihak sekolah dengan tujuan mencabut data pokok peserta didik (dapodik) untuk pindah sekolah.

Pada kesempatan itu juga GS mengaku telah bertemu dengan pihak sekolah untuk kembali dimintai keterangan terhadap kasus yang menimpa putrinya. Namun dirinya tidak mau menyebutkan secara terperinci terkait pertemuan itu.

“Masih proses investigasi. Saya tunggu saja hasilnya. Saya sebagai orang tua hanya ingin kasus ini tidak terulang lagi. Siswa dan guru harus lebih paham lagi persoalan bullying. Sehingga ke depannya tidak ada kasus serupa terulang,” kata GS.

Soal awal terungkapnya aksi perundungan itu, GS menyatakan awalnya sempat mendapat pesan Whatsapps (WA) dari putrinya yang mengaku sudah tidak tahan menjadi korban bullying dan hendak mengakhiri hidupnya.

“Yang anak sampaikan kepada saya itu, [aksi bullying] berupa pemalakan, rem sepeda motor itu dilepas. Dia mengalami ketakutan sampai pulang itu sepeda motor dituntun. Terus ada juga jilbab dilepas,” terang GS saat ditemui Solopos.com, Jumat (5/1/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya