SOLOPOS.COM - Sutradara Fanny Chotimah saat memberikan paparan pada Solopos Goes to Campus di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Kamis (7/9/2023). (Solopos.com-Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Sutradara Fanny Chotimah menjadi satu dari tiga narasumber yang dihadirkan dalam event Solopos Goes to Campus di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang atau Soegijapranata Catholic University (SCU), Kamis (7/9/2023).

Fanny merupakan sutradara film You and I yang mengisahkan kehidupan mantan tahanan politik. Film You and I ini dinobatkan sebagai Film Dokumenter Panjang Terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2020.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Dihadapan ratusan mahasiswa, Fanny membagikan pengalamannya saat menyutradarai film tersebut. Fanny mengatakan ide film muncul saat dirinya bertemu dengan dua tokoh utama yakni Kaminah dan Kusdalini. Fanny ingin mengangkat sisi lain yang belum diketahui masyarakat tentang peristiwa 1965.

“Ini adalah film tentang penyintas tragedi 65. Saya awalnya bertemu dengan Mbah Kaminah dan Mbah Kusdalini. Film ini sebenarnya sensitif, tapi kami ingin membereskan stigma. Kami ingin sampaikan hal kecil, namun indah dan penting dari persahabatan mereka lewat film You and I,” kata Fanny di Gedung Thomas Aquinas kampus SCU Semarang.

Ia menjelaskan, film dokumenter tentang kisah persahabatan dua perempuan lanjut usia itu dihasilkan melalui penelitian yang mendalam. Dirinya juga harus berusaha memahami kehidupan Kaminah dan Kusdalini. Menurutnya, persetujuan tokoh utama sangat penting dalam sebuah film dokumenter.

“Riset untuk film dokumenter itu butuh waktu lama, saya sudah kenal duluan dengan mereka/ Kami sudah minta izin dulu ke mereka by consent. Kita Harus observasi dulu, ada treatment, nanti saya observasi mereka. Akan ada momen di luar prediksi,” jelasnya.

Dalam event ini Fanny mendorong agar kaun muda khususnya, civitas academica SCU untuk mulai memberikan perubahan melalui hal-hal kecil yang ada di sekelilingnya. Fanny mendorong mahasiswa untuk lebih luas lagi melihat dunia yang sangat besar.

“Kita bisa membuat juga hal yang ada disekitar kita. Yang gampang dulu. Mencari ide, mungkin tidak ada yang baru, tapi ada cara baru untuk bertutur, ide tidak akan habis, kita hanya perlu mengasah kepekaan,” imbuhnya.

Fanny juga mendorong mahasiswa untuk mengasah kemampuan atau skill mereka di luar kampus. Caranya, dengan memperbanyak magang agar mahasiswa dibekali dengan banyak pengalaman.

“Sekarang ini melalui zaman yang serba digital, kita bisa ikut magang ke yang ahli. Bagaiman proses kreatif dan strategi mereka. Buat saya melalui film dokumenter ini bisa membuat saya belajar tentang kehidupan yang ada di sekitar saya. Jadi karya kita sedikit banyak bisa berdampak untuk society,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya