SOLOPOS.COM - epala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Uswatun Hasanah, saat ditemui wartawan di ruang pertemuan lantai dua kantor Disdikbud Jateng, Rabu (12/7/2023) sore. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbu) Jawa Tengah (Jateng) mengungkap fakta terbaru dari penyelidikan kasus pungli berkedok infak di SMK Negeri 1 Sale, Kabupaten Rembang, yang beberapa hari cukup menyita perhatian publik. Berdasarkan hasil pemeriksaan Disdikbud Jateng, uang yang dipungut dari siswa itu ternyata digunakan untuk pembangunan masjid di sekolah tersebut.

Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, memgatakan uang yang dikumpukan Kepala SMKN 1 Sale, Widodo, dari para siswa mencapai Rp130 juta. Widodo mengumpulkan uang pungli sejak masa kenaikan kelas di tahun 2022 kemarin.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Total uangnya sebanyak Rp130 juta, dan sudah terkumpul sejak tahun lalu. Itu dilakukan sama kepala sekolah sejak kenaikan kelas tahun lalu,” kata Uswatun kepada wartawan di kantornya, Semarang, Rabu (12/7/2023).

Dari pengakuan Widodo, terang Uswatun, bahwa pungutan berkedok infak itu dilakukan berdasarkan ide Komite Sekolah. Komite Sekolah jugalah yang mendorong Kepala SMKN 1 Sale untuk menentukan besaran pungutan yang dibebankan ke siswa.

“Karena dari BAP [berita acara pemeriksaan] ini ide dari komite. Terkait uang Rp130 juta itu, uangnya sudah jadi masjid atau musala. Maka akan dikaji kembali apakah wajib dikembalikan atau tidak,” terangnya.

Lebih lanjut, menurutnya kajian mendalam juga dilakukan bersama Komite Sekolah untuk membahas bersama para orang tua siswa apakah ada keikhlasan untuk menyikapi persoalan itu. Hal itu mengingat pembangunan masjid saat ini telah mencapai progres 40 persen.

“Makanya, dalam waktu dekat akan dikaji dengan komite apakah orang tua siswa rida dengan keberadaan uang itu karena sudah jadi bentuk fisik,” tegasnya.

Disdikbud Jateng pun mengaku terenyuh melihat kasus pungli yang menyeret nama Kepsek SMKN 1 Sale, Rembang. Sebab, sejak jauh-jauh hari pihaknya telah mewanti-wanti supaya sekolah negeri dilarang meminta pungutan atau iuran pembangunan kepada para siswa.

“Kita juga sedih karena kita sudah keluarkan edaran berkali-kali bahwa ditegaskan sekolah negeri itu bebas pungutan. Sehingga hal ini jadi suatu yang serius. Kondisi sekolah di sana perlu asesmen lebih lanjut,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, praktik tersebut terbongkar ketika Ganjar berdialog dengan para siswi SMKN 1 Sale di Pendapa Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023). Para siswi itu mengaku setiap tahun diminta uang pembangunan dengan dalih infak.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pun geram mendengar aduan para siswi itu dan menganggapnya sebagai pungli. Ia pun langsung membebastugaskan Kepala SMKN 1 Sale, Rembang, Widodo, dari jabatannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya