SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Dok. Solopos.com - ANTARA/Yashinta Difa)

Solopos.com, SEMARANG – Cerita pimpinan perguruan tinggi di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang diminta untuk membuat video testimoni yang mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) rupanya tidak hanya terjadi di Universitas Katolik (Unika) Seogijapranata. Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Mudzakir Ali, juga mengaku diminta seseorang yang diduga aparat polisi untuk membuat video testimoni positif tentang kinerja Jokowi.

Mudzakir mengaku sempat dihubungi seseorang yang mengaku sebagai polisi melalui telepon seluler. Orang itu memintanya untuk membuat video testimoni tentang kinerja positif Jokowi.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

“Saya dapat pesannya Jumat [2/2/2024]. Kami merespons [mengirim video], tapi bahasanya tidak sesuai dengan permintaannya, karena jangan sampai ada keberpihkan,” kata Mudzakir saat dihubungi Solopos.com, Selasa (6/2/2024) sore.

Mudzakir menerangkan dalam pesan yang disampaikan orang yang mengaku aparat polisi itu sebenarnya tak hanya berisi pesan untuk membuat video apresiasi kinerja Jokowi. Namun, terdapat dua poin lainya yang berhubungan dengan menjaga suasana pemilu yang aman dan damai.

“Ada tiga poin sebenarnya. Dimintanya buat video dengan durasi 1 menit. Saya agak lupa, tapi ya pertama itu [kinerja Jokowi], terus Pemilu, satunya lupa. Dan kami respons, bikin sendiri videonya namun di luar poin-poin itu,” akunya.

Kendati tak sesuai poin-poin yang diminta, Mudzakir mengaku video yang dibuat Unwahas tak jauh-jauh dari tema pemilu. Namun pesan yang disampaikan lebih kepada menjaga netralitas dan menciptakan kondisi Pemilu 2024 yang lancar, aman, damai dan kondusif.

“Intinya video kami gini, ulama nusantara menjelaskan bahwa hubulwaton minal iman, cinta tanah air itu termasuk bagian imam, maka kami cinta tanah air. Kita perlu jaga kemajuan yang ada mulai dari Presiden, penyelenggara, baik dulu sampai sekarang. Tak hanya menjaga kalau perlu dikembangkan. Maka untuk menyukseskanya kita perlu menjaga Pemilu 2024 agar kondusif,” terangnya ketika mengulang kalimat di video yang dikirimkan ke orang yang mengaku polisi itu.

Kapolda Jateng

Lebih jauh, meski video yang dikirimkan di luar poin yang diminta, Mudzakir mengaku tak ada penolakan. Orang yang meminta video itu tetap menerima kiriman Rektor Unwahas Semarang dan berjanji akan meneruskan ke Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi.

“Dan ini kan hak masing-masing kampus mau membuat atau tidak. Tergantung orientasinya. Intinya dari kami bahwa pemilu ini pilih yang terbaik. Jadi jangak sampai ada semacan intimidasi, paksaan dari salah satu paslon. Sehingga harapanya untuk menjaga kondusifitas benar-benar terlaksana,” harapnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, tak menjawab secara gamblang saat ditanya mengenai ada anggota Polrestabes Semarang yang meminta sejumlah rektor perguruan tinggi untuk membuat video testimoni apresiasi kinerja Presiden Jokowi. Pihaknya hanya menegaskan jika pesan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menyukseskan agenda cooling sistem atau pemilu damai.

“Jadi ini kan pemilu ada kegiatan cooling sistem. Kita minta tokoh masyarakat berikan himbauan agar pemilu berjalan damai. Intinya pesanya itu untuk cooling sistem. Dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga pemilu terselenggara dengan aman, damai dan bermartabat sesuai dengan harapan forum rektor,” tegas Kombes Pol Satake.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya