SOLOPOS.COM - Pemandangan Gunung Sumbing di Wisata Alam Gunung Gupak Magelang. (Istimewa/Instagram @imamismadin)

Solopos.com, WONOSOBO — Gunung Sumbing yang terletak di Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), baru saja menyita perhatian publik menyusul kebakaran yang melanda hutan di lerengnya pada Jumat (1/9/2023). Gunung Sumbing yang juga berstatus sebagai gunung tertinggi kedua di Jateng ini ternyata masih memiliki aktivitas vulkanik atau masih aktif.

Sebagai daerah yang berada di kawasan cincin api atau ring of fire, sudah tentu Indonesia memiliki gunung api yang jumlahnya tidak sedikit. Total keseluruhan gunung api yang terdapat di Indonesia mencapai 127 buah dan sebagian besar gunung api tersebut masuk dalam gunung api aktif.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Dari total keseluruhan jumlah gunung api yang terdapat di Indonesia, sekitar 19 gunung aktif berada di Pulau Jawa. Di mulai dari Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda hingga Gunung Bromo yang terdapat di Jawa Timur. Provinsi Jawa Tengah juga memiliki sejumlah gunung aktif, bahkan ada yang telah lama tertidur dalam jangka waktu yang sangat lama, seperti Gunung Sumbing.

Gunung Sumbing merupakan gunung api yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung yang terletak di Jateng ini berada dalam wilayah Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo.

Puncaknya berketinggian 3.371 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan menjadi gunung tertinggi kedua di Jateng, setelah Gunung Slamet. Dilansir dari laman magma.esdm.go.id, hingga saat ini, Gunung Sumbing di Jateng ini masih berstatus aktif.

Dilansir dari bpptkg.esdm.go.id, letusan dalam sejarah hanya tercatat satu kali yaitu tahun 1730 yang terjadi di kawah puncak, di mana terbentuk kubah lava dengan aliran lava ke arah bibir kawah terendah diperkirakan terjadi pada tahun tersebut.

Karena bibir kawah sebelah timur laut telah hancur sehingga nampak seolah-olah sobek, maka disebut Gunung Sumbing, karena nampaknya seolah-olah seperti bibir sumbing.

Dalam catatan sejarah sebelum bernama Gunung Sumbing, gunung ini bernama Gunung Sembung. Hal ini berdasar dari Manuskrip Bujangga Manik Ketika dia melewati dataran tinggi Dieng.

Bersama-sama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang dunia gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. Celah selang gunung ini dan Gunung Sindoro dilalui oleh perlintasan provinsi yang menghubungkan Temanggung dan Wonosobo. Perlintasan ini biasa dijuluki sebagai “Kledung Pass”.

Gunung Sumbing memiliki daerah hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Beberapa bagian wilayah lereng gunung ini telah dipergunakan untuk area pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya