Jateng
Sabtu, 2 Maret 2024 - 19:14 WIB

Tradisi Dandangan di Kudus, 680 Pedagang Antusias Sambut Ramadan

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjabat Bupati Kudus Mohamad Hasan Chabibie bersama Habib Husein Ja'far Al Hadar saat pembukaan tradisi Dandangan Kudus di Alun-alun Kulon Kudus, Jawa Tengah. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Kudus.)

Solopos.com, KUDUS — Sebanyak 680 pedagang dari berbagai daerah turut meramaikan pasar malam dalam tradisi Dandangan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang digelar untuk menyambut datangnya bulan puasa atau Ramadan 1445 Hijriah pada Sabtu (2/3/2024).

“Sementara jumlah tenda yaang kami siapkan ada 440 tenda, sedangkan yang memanfaatkan sekitar 380 pedagang, yang didominasi pedagang lokal Kudus. Sedangkan pedagang dari luar kota hanya 105 pedagang,” ujar Plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Andi Imam Santoso, Sabtu.

Advertisement

Demikian halnya, kata dia, pedagang yang berjualan secara lesehan yang jumlahnya mencapai 300-an pedagang juga didominasi warga Kudus. Sehingga, total pedagang yang meramaikan tradisi Dandangan di Kudus tahun ini mencapai 680-an pedagang.

Konsep tradisi Dandangan tahun ini dikemas lebih menarik dengan menonjolkan nuansa budayanya. Saat pembukaan yang berlangsung pada Jumat (1/3/2024) malam, digelar dialog kebudayaan dengan tema “Warisan Budaya Masjid Menara untuk Nusantara” yang berlangsung di Alun-alun Kulon Kudus. Hadir dalam acara tersebut, Abah Kirun dan Habib Husein Ja’far Al Hadar.

Nantinya juga ada pentas budaya lokal di Alun-alun Kulon Kudus dan selawat akbar di Alun-alun Simpang Tujuh. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah pengunjung yang hadir.

Advertisement

Penjabat Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, menyampaikan bahwa Dandangan 2024 ini tidak hanya menekankan pada faktor perekonomian masyarakat. Acara ini juga juga mengedepankan nuansa budaya dan religi sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tradisi Dandangan.

Apalagi, kata dia, tradisi Dandangan Kudus pada tahun 2021 juga tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI). Sehingga dandangan tahun ini menyertakan berbagai unsur berskala nasional yang harapannya dapat memberikan dampak kepada masyarakat Kudus secara keseluruhan.

Ia berharap tradisi turun temurun ini dapat terus dikembangkan agar dapat mendunia. Di samping itu, pihaknya juga berharap dandangan ini bisa memberikan dampak ekonomi lebih ke masyarakat Kabupaten Kudus.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif