SOLOPOS.COM - Sedulur Sikep digelar di Dukuh Karangpace Desa Kolopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. (Blorakab.go.id)1

Solopos.com, SOLO  Sebuah kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Sedulur Sikep atau Wong Samin memiliki tradisi unik yang sekarang berkembang di lereng Pegunungan Kendeng yang membentang di bagian utara Pulau Jawa, dari Jawa Tengah bagian timur hingga Lamongan di Jawa Timur.

Tradisi unik itu bahkan ada yang diadakan setiap selapan hari atau 35 hari sekali dan setahun sekali. Menurut Sugiartono, tokoh masyarakat Sedulur Sikep di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tradisi tersebut terus dilestarikan hingga sekarang meski perkembangan zaman terus mengalami perubahan.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Tradisi Unik Orang Samin di Pegunungan Kendeng Sekarang

Berikut sejumlah tradisi unik dan kebiasan yang masih dilakukan Orang Samin hingga sekarang.

  1. Ngalungi Desa

Tradisi ngalungi desa ditandai dengan membuat ketupat dan lepet yang dikalungkan ke sapi. Acara ini digelar Selasa Kliwon atau Jumat Pahing yang diadakan setiap selapan hari sekali.

“Tujuannya zaman dahulu sapi dibancaki, terutama yang dipakai di kebun. Sapi dibawah ke kebun, lalu dikalungi kupat lepet,” ujar Sugiartono dalam bahasa Jawa kepada Solopos.com, Kamis (6/10/2023).

Bagi Sedulur Sikep Samin di tengah kondisi Pegunungan Kendeng sekarang, sapi dan kerbau merupakan Raja Kaya sehingga harus dirawat dan digelarkan bancakan.

“Sapi kan kayak raja, makan tinggal makan, tidak seperti manusia,” ucap pria berusia 57 tahun tersebut.

  1. Sedekah Bumi

Tak hanya itu, ada juga tradisi sedekah bumi yang diadakan begitu besar setiap satu tahun di bulan Apit. Biasanya, sedekah bumi diisi dengan acara tontonan, seperti dangdutan.

  1. Campur Baur

Enggak kalah seru, tradisi lainnya yang dilakukan Sedulur Sikep Samin adalah campur baur. Tradisi ini diadakan di pertigaan atau perempatan jalan. Di acara tersebut, masyarakat membuat kue apem, telur rebus, dan beberapa ubarampe lainnya.

Namun, tradisi campur baur sekarang diadakan bagi warga Sedulur Sikep yang lingkungan desanya dilewati aliran sungai terutama di lereng Pegunungan Kendeng.

“Diadakan setahun sekali saat hujan pertama kali datang di musim hujan. Menurut cerita, tradisi ini untuk menyambut ular besar yang turun dari hutan melalui sungai di desa-desa,” urai dia.

Berbagai tradisi unik tersebut tak lepas dari penentuan hari baik yang dipegang oleh warga Sedulur Sikep Samin. Sebelum melakukan sesuatu, misalnya kali pertama tandur, bekerja, membangun rumah, membuat acara, dan lain sebagainya, warga Sedulur Sikep pasti akan mencari hari baik dengan berkunjung ke leluhur yang paham dengan hal tersebut.

  1. Pegangan Sedulur Sikep Samin

Dengan masih memegang tradisi hingga sekarang, Sedulur Sikep Samin yang beberapa hidup di lereng Pegunungan Kendeng memegang lima poin dalam menjalankan hidupnya.

Kelima poin itu adalah hati-hati dengan diri sendiri, di mana pun berada harus bertata krama dan menghormati tuan rumahnya, hidup harus rukun dengan sesama, tidak pernah ingkar janji atau berbohong, meyakini apa yang dipercayai dan tidak boleh diubah-ubah termasuk urusan agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya