SOLOPOS.COM - Sejumlah warga berfoto di bawah pohon Tabebuya di Dusun Ngletoh Desa Payaman Kecamatan Secang, Magelang. (beritamagelang.id)

Solopos.com, SOLO-Dusun Ngletoh Desa Payaman Kecamatan Secang, Magelang, mendadak viral lantaran bunga Tabebuya bermekaran. Ratusan warga dari berbagai wilayah di Magelang dan sekitar, berduyun-duyun ke dusun ini, sekedar untuk berswafoto.

Mereka datang untuk foto dengan latar belakang deretan pohon Tabebuya yang bunganya saat ini sedang bermekaran. Bunga warna merah muda dan putih yang bermekaran di kanan kiri jalan, menjadikan tempat ini sangat indah dipandang mata. Apalagi cuaca yang cerah cukup mendukung, langit biru dan nun jauh di sana terlihat pemandangan Gunung Sumbing dan sebelahnya hamparan sawah menghijau dan padi yang sudah menguning.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Tempat ini mendadak viral setelah Herman Fardiyanto, seorang content creator, mengunggah tempat ini lewat media sosial Instagram melalui akun @hfphotographyy14, pada Senin (30/10/203).  “Yuk kesini mumpung masih berbunga,”  demikian tulisnya di unggahan tersebut seperti dikutip dari beritamagelang.id pada Kamis (2/11/2023).

Video itu memperlihatkan seorang gadis cantik bersepeda menyusuri jalan penuh bunya Tabebuya, juga disebut lokasi pengambilan gambar yakni di Ngletoh Payaman, Magelang.

Herman yang ditemui di lokasi mengemukakan, dirinya menemukan tempat ini secara tidak sengaja. Ia yang berprofesi sebagai kreator video setiap hari selalu mencari view atau pemandangan untuk dibuat video, kemudian diunggah di media sosialnya.

“Saya tidak sengaja lewat sini dan pemandangannya sangat bagus. Banyak pohon Tabebuya yang bunganya sedang bermekaran mirip Sakura di Jepang,” ucapnya.

Kemudian ia membuat konten bersama dengan temannya, Anisha. Kebetulan, di dusun itu ada warga yang memiliki mobil VW dan sepeda.  “Jadi saya pinjam untuk bikin video. Saya bikinnya Senin pagi dan siangnya saya unggah. Tidak tahunya langsung viral,” ujarnya.

Herman mengatakan setelah video bunga Tabebuya  di Ngletoh Magelang diunggah, viewers-nya langsung bertambah sekitar 1.000 orang. Saat ini, pengikutnya berjumlah 184.000 orang.

Sebagai content creator video, Herman berharap di Magelang banyak tempat-tempat semacam ini, yang dapat menunjang pariwisata.  “Magelang kan sudah trademark dengan Tabebuya, maka sebaiknya di tempat-tempat lain juga di tanam pohon semacam ini. Ini benar-benar keren dan cocok di Magelang,” katanya.

Menurut Fauzan, tokoh masyarakat setempat,  pohon Tabebuya di Dusun Ngletoh, Magelang, ditanam sejak 6 tahun lalu. Pohon ini ditanam secara swadaya atau patungan dari warga.

“Ada yang menyumbang Rp5.000, Rp10.000, kalau ekonominya bagus ya menyumbangnya lebih dari itu,” jelasnya.

Setelah uang terkumpul banyak, ia bersama dengan warga lainnya membeli bibit di Candimulyo. Warga memang sepakat menanam pohon Tabebuya dengan tujuan sebagai pohon pelindung. Ia mengatakan, jalur jalan dusun dari jalan besar menuju  menuju Dusun Ngletoh cukup panas karena tidak ada pohon perindang.

Pemilihan pohon ini juga karena terinspirasi dari banyaknya pohon Tabebuya yang ditanam di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang. Seperti di Sawitan seputaran Pemkab Magelang, sepanjang jalur jalan dari Armada hingga Keprekan dan Kota Magelang.

Fauzan mengatakan sebenarnya pohon tersebut sudah sering berbunga. Hanya, tahun-tahun lalu, pohonnya masih kecil dan berbunga masih sedikit. Baru tahun ini, pohonnya sudah semakin besar dan bunganya mendominasi setiap pohon.

“Jadi banyak bunganya daripada daun. Tahun ini memang sangat bagus,” kata Fauzan.

Zuny Prasetya, warga Bandongan, mengaku sengaja datang ke Dusun Ngletoh, Magelang,  untuk menikmati pemandangan bunga Tabebuya bermekaran. Dia mengetahui informasi tersebut dari Instagram. Karena sudah ada unggahan yang memperlihatkan suasana jalan layaknya di Jepang.

Zuny menuturkan, baru pertama kali melihat suasana indah yang menyuguhkan mekarnya bunga tebebuya. Bahkan, dia bersama tiga temannya sengaja mengajak seorang fotografer untuk mengabadikan momen tersebut.

Ia berekspektasi lokasinya sepi seperti yang nampak di Instagram.  “Ternyata sudah ramai seperti ini,” ujarnya.

Dewi, warga Payaman juga sengaja datang bersama dengan temannya. Ia bahkan sudah dua kali berkunjung ke lokasi ini.  “Yang kemarin saya bawa kostum ala-ala Jepang, sekarang ala-ala Korea,” ujarnya sambil tertawa senang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya