SOLOPOS.COM - Kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (10/10/2023) pagi. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com,SEMARANG – Pembangunan Sampah Energi Listrik (PSEL) bakal diwujudkan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bahkan sudah menyampaikan rencama tersebut langsung ke presiden Joko Widodo.

Mbak Ita, sapaan karib wali kota, mengatakan, dirinya telah berkomunikasi dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan peresmian SPAM Semarang Barat pada Selasa (23/1/2024) lalu.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Ia meminta agar proyek PSEL dengan sistem kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) bisa segera terealisasi.

“Kami sudah matur kepada Pak Presiden. Di depan (SPAM Semarang Barat), ada TPA Jatibarang. Kami akan melakukan skema Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU). KPBU jadi role model sinergi pemerintah pusat, daerah, dan swasta,” kataya melalui keterangan tertulis yang diterima Solopos.com Selasa (30/1/2024).

Menurut dia, tahapan rencana pembangunan PSEL saat ini sudah mulai. Rencana ini sudah sampai di tangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Ia ingin Presiden Jokowi bisa mendorong Kemenkeu agar proyek strategis nasional tersebut bisa segera terealisasi

“Proyek PSEL ini sebenarnya sudah masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Ada 12 kota di Indonesia yang akan membangun PSEL dengan sistem KPBU, satu di antaranya Kota Semarang,” jelasnya.

Ia menilai, PSEL ini cukup penting dalam mengatasi persoalan sampah di ibu kota Jawa Tengah. Apalagi, sampah itu bisa dijadikan sebagai energi listrik.

“Agar sampahnya tidak menumpuk, bisa menjadi listrik, akan disalurkan kepada masyarakat,” tuturnya.

Sebelumnya sudah ada pengolahan sampah di TPA Jatibarang melalui penimbunan sampah menjadi gas metan untuk menjadi listrik. Namun, kini gas metan tersebut berkurang dan tidak bisa lagi menghasilkan listrik.

“Dulu itu penimbunan gas metan. Kalau PSEL sampah diolah dari sampah jadi energi listrik. Sistemnya diolah seperti batubara,” jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, persiapan program PSEL cukup panjang, mengingat banyak dokumen yang harus dipersiapkan. Menurutnya, PSEL ini sistemnya berberda pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

“Jadi kalau PLTSa merupakan inovasi dengan sistem sanitary landfill dan control landfill. Sampah di TPA Jatibarang diubah menjadi tenaga listrik dengan cara menutup membran. Ada 15 sumur bor untuk memutar turbin. Tapi PLTSa ini hanya berguna mengurangi gas emisi yang ditimbulkan dari tumpukan sampah. Sampah padat masih ada namun sudah ditutup membran sehingga tidak akan longsor atau tumpah,” imbuhnya.

Sedangkan, PTSEL akan mengurangi tumpukan sampah, karena sampah dimasukan ke insenetator dan dibakar di dalamnya.

“Hasil pembakaran panas itu untuk menggerakan turbin. Jadi, ini metode yang beda. Kami masih mempersiapkan dokumen untuk PSEL,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya