SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita, saat melakukan penilaian lomba nasi goreng, beberapa waktu lalu. (Solopos.com-Pemkot Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Lomba memasak nasi goreng yang diinisiasi Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang karib disapa Ita, rupanya mendapat dukungan dari sejumlah ahli gizi di ibu kota Jawa Tengah (Jateng) itu. Mereka menilai loma tersebut mampu meningkatkan kepedulian warga dalam membuat masakan yang sederhana tapi memiliki kandungan gizi yang cukup baik.

Ahli gizi dari Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Dr Sufiati Bintanah, mengatakan olahan pangan sejenis nasi goreng merupakan makanan yaang layak dikonsumsi dengan melihat bahan yang dipakai untuk membuatnya.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Bahan utamanya adalah nasi, kemudian bumbu secukupnya dan minyak goreng. Masyarakat perlu mempertimbangkan kandungan nilai gizi. Nilai gizi yang dimaksud harus mencakup ketentuan cukup dan seimbang,” ujarnya, Kamis (3/8/2023).

Menurutnya, nasi goreng yang sehat harus dilengkapi dengan sayuran segar atau lalapan seperti kacang-kacangan, jagung, wortel, selada, tomat, kentang, buncis, brokoli, kol, dan lain sebagainya.

“Adanya sayur mayur akan menambah keseimbangan gizi yang akan bermanfaat untuk kesehatan tubuh,” jelasnya.

Senada disampaikan dokter spesialis gizi klinik, Etisa Adi Murbawani, yang menilai nasi goreng termasuk makanan tinggi kalori. Namun, nasi goreng yang lengkap dengan sayur dan tambahan protein bisa menjadi makanan yang sehat dan bergizi.

“Biasanya pembuatan nasi goreng itu menggunakan banyak minyak atau mentega dalam prosesnya. Minyak atau mentega merupakan lemak jenuh, yang memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh. Namun jika ditambahkan sayur atau lalapan, masih lebih baik, karena sayur tinggi kandungan serat yang dapat membantu mengurangi akibat buruk dari lemak jenuh,” imbuh perempuan yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Semarang ini.

Stunting

Selain itu, anak penderita stunting juga bisa diberikan nasi goreng sebagai penambah gizi. Asalkan nasi goreng itu mengandung gizi yang lengkap dan sehat.

“Misal ditambah telur, ayam, daging, ikan, tapi sebaiknya diolah dengan rendah lemak atau tidak digoreng. Kalau untuk anak, stunting, boleh diberikan, asal tiap makan lauknya 2 porsi. Boleh dua telur atau satu telur dan satu tempe, atau satu ayam dan satu ikan,” imbuhnya.

Lomba memasak nasi goreng ala Wali Kota Semarang atau Mbak Ita digelar dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia. Lomba itu sempat mendapat kritik dari sejumlah kalangan yang dianggap membosankan dan tidak sesuai dengan semangat mengentaskan stunting.

Bahkan, kritikan dikabarkan membuat seorang camat di Kota Semarang dimutasi ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar). Meski pun, Ita mengaku mutasi atau rotasi pegawai di lingkungan Pemkot Semarang, termasuk camat tersebut, tidak ada sangkut paut dengan kritik.

“Tidak ada like and dislike, saya berusaha menempatkan teman-teman sesuai bidangnya,” ujar Ita, Selasa (1/8/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya