SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD). (dok)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menyebut angka kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya mengalami penurunan yang signifikan selama tahun 2023.

Data Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan pada tahun 2022 terdapat 865 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 33 orang. Sedangkan pada tahun 2023, angka kasus DBD turun menjadi 404, dengan angka kematian 16 orang.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Sementara itu, pada tahun ini hingga per 17 Februari 2024, tercatat ada 36 kasus DBD, dengan angka kematian nihil.

“Meski [tahun ini] ada kasus, alhamdulillah tidak ada yang meninggal. Kami berharap semoga tidak ada korban jiwa karena DBD,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, Rabu (21/2/2024).

Dari peta kerentanan dan potensial dampak DBD, kata dia, Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan langkah-langkah antisipasi, khususnya di daerah yang padat penduduk, seperti Tembalang, Banyumanik, dan Semarang Utara.

Ia mengatakan selama ini telah melakukan berbagai langkah pencegahan dan penanganan penyakit DBD agar tidak semakin meningkat, apalagi saat musim hujan.

“Sekarang kami sudah tahu peta daerah-daerah rentan DBD. Itu yang kami perintahkan ke jajaran di kelurahan dan puskesmas untuk melakukan PSN [pemberantasan sarang nyamuk] atau PJN [pemberantasan jentik nyamuk]. Itu efektif sekali,” terang Hakam.

Apabila kegiatan PSN dan PJK dilakukan secara rutin dua kali dalam sepekan, kata dia, populasi nyamuk Aedes aegypti bisa ditekan.

Ada pula upaya 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Bahkan, lanjutnya, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga menggandeng Dinas Pendidikan untuk memberdayakan anak-anak sekolah melalui program Si Centik (Siswa Cari Jentik).

“Kader-kader PKK turun secara intens melakukan PJN dan PSN. Adek-adek di sekolah melakukan program Si Centik juga jalan dengan baik. Peta kerawanan ini mulai kami gerakkan dari tingkat RT hingga RW juga,” kata Hakam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya