SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman cabai. (Freepik)

Solopos.com, TEMANGGUNG-Potensi pergeseran dari lahan padi ke tanaman cabai di Temanggung sejak tahun 2022 hingga sekarang mencapai 2.000-3.000 hektere. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto.

“Tanaman padi kita tinggal 18.000 sampai 21.000 hektare per tahun karena tergeser atau beralih ke tanaman cabai,” katanya di Temanggung, Sabtu (4/11/2023).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Luas tanaman cabai di Temanggung setahun 11.000 hektare, apalagi didukung harga cabai yang relatif tinggi dalam setahun ini.  Ia menyampaikan padi setiap tiga bulan harus ganti, cabai sekarang bisa sampai delapan bulan tanam sekali, empat bulan awal dia sudah balik modal.

“Bulan-bulan berikutnya itu tinggal caranya siklus saja, saya pun tidak galau kalau kemudian terjadi perbedaan itu, sepanjang komoditas yang ditanam itu mempunyai nilai ekonomi,” katanya dikutip dari Antara pada Senin (6/11/2023).

Ia menyampaikan karena di ketahanan pangan itu selain berbicara cadangan pangan, stok pangan juga ada distribusi pangan. “Tidak hanya dari kita artinya panen cabai itu berarti beli dari luar memang resiko dia lebih mahal karena ada angkutan dan sebagainya,” katanya.

Sebelumnya pada Februari 2023 lalu, harga cabai merah jenis sret di tingkat petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merangkak naik dari harga sebelumnya Rp30.000 per kilogram, kini menjadi Rp56.000 per kilogram.

Seorang petani asal Desa Menggoro, Kecamatan Tembarak,  Temanggung, Sugeng Riyadi, 52, mengatakan kenaikan harga cabai hingga Rp56.000 per kilogram itu terjadi sejak satu pekan terakhir.

“Harga cabai merah jenis sret sekarang sekitar Rp52.000 sampai Rp56.000, kalau yang ori itu atau kualitas bagus mencapai Rp56.000 per kilogram, kalau yang kualitas sedang itu sekitar Rp52.000. Sebelumnya, pada awal bulan Februari kemarin itu harganya Rp30.000 per kilogram, dan sekarang naik lagi,” katanya dikutip dari temanggungkab.go.id pada Senin (6/11/2023).

Ia mengatakan meski harga naik namun hasil panen menurun, karena pengaruh cuaca ekstrem. Karena hampir 20 persen tanaman cabai terserang hama penyakit, seperti penyakit bule, busuk batang dan juga patek.

“Untuk hama penyakit itu bule, busuk batang dan patek, tetapi  yang susah diatasi itu patek, karena sudah dilakukan pengobatan pestisida dengan cara disemprot dua hari sekali, namun hasilnya belum maksimal, karena cuaca buruk ini, hujan terus setiap harinya,” imbuhnya.

Di Kabupaten Temanggung, areal tanaman cabai mencapai 3.000 hektare yang tersebar di 20 kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya