Solopos.com, DEMAK — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana mengaku kesulitan menambal sejumlah tanggul sungai yang jebol hingga menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), tergenang banjir. Hal ini dikarenakan banjir yang melanda sejak Selasa (6/2/2024) itu hingga Kamis (8/2/2024) belum juga surut.
Kepala BBWS Pemali Juana, Harya Muldianto, mengatakan hasil koordinasi dengan Pemkab Demak baru satu tanggul jebol yang harus ditangani. “Sementara ini yang tanggul di Sungai Wulan kita tunggu dulu. Kondisinya belum surut, masih tinggi [genangan airnya]. Jadi belum bisa dilakukan tindakan,” ujar Harya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (8/2/2024).
Harya pun menerangkan, melakukan langkah penambalan darurat dalam kondisi banjir masih tinggi bisa sangat membahayakan. Kendati demikian, timnya telah disiapkan untuk langsung melakukan penanganan bila kondisi telah memungkinkan.
“Intinya nanti kalau sudah surut bakal kami segera perbaiki tanggul-tanggul rusak itu,” janjinya.
Sementara itu, mengutip data asesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, dampak banjir telah melebar ke enam kecamatan dari yang semula empat kecamatan. Tercatat pada Rabu (7/2/2024) pukul 21.00 WIB, banjir telah menggenangi wilayah Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, Karangtengah, Gajah dan Dempet.
Adapun jumlah desa yang terdampak sebanyak 24 Desa dengan jumlah jiwa sekitar 56.919 Jiwa. Hingga berita ini ditulis, kerusakan masuk dihitung dan tidak ada korban jiwa.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah tanggul di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), terus jebol karena tak kuat menampung debit air akibat intensitas hujan yang tak kunjung selesai. Akibatnya, hingga Selasa (6/2/2024) pukul 21.00 WIB, banjir yang melanda Demak kian meluas hingga menyebabkan 13 desa dan 9.972 jiwa terdampak. Selain itu, 1.000 hektare sawah juga tergenang banjir.