SOLOPOS.COM - Aparat polisi berjaga-jaga di lokasi bos batik di Pekalongan yang sebar uang. (Solopos.com - Dok Polsek Pekalongan Selatan)

Solopos.com, PEKALONGAN — Kapolsek Pekalongan Selatan, AKP Aries, membantah jatuhnya korban jiwa karena berebut uang dalam tradisi Udik-udikan atau sebar uang yang dilakukan pengusaha atau bos batik di wilayahnya, Minggu (9/7/2023).

Menurut AKP Aries, korban dalam peristiwa itu ada empat orang yang terdiri satu perempuan atau ibu-ibu dan tiga anak remaja. Keempat orang itu mengalami pingsan akibat berdesak-desakan saat berebut uang yang disebar dalam tradisi Udik-udikan tersebut.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

AKP Aries juga memastikan jika pihaknya akan memanggi bos batik yang telah membuat kegaduhan dengan melakukan sebar uang di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan itu. “Untuk sohibul hajat akan kami minta keterangan dan selanjutnya akan kami limpahkan ke Satreskrim Polres Pekalongan,” imbuh AKP Aries, Senin (10/7/2023).

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, pengusaha batik asal Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Romadhoni, 38, menggelar tradisi Udik-udikan atau tradisi sebar uang sebagai bentuk rasa syukur 40 hari putri ketiganya. Aksi itu digelar di depan rumahnya pada Minggu pagi.

Bos batik ini pun viral setelah video aksinya tersebar di berbagai platform media sosial (medsos). Salah satu akun Instagram yang mengunggah bos batik itu adalah @pekalonganinfo.

Seng mau melu ngrayah, kwe oleh piro lur,” tulis narasi pada postingan @pekalonganinfo, dikutip pada Senin (10/7/2023).

Aksi Romadhoni pun mendapatkan sejumlah respons dari netizen. Kebanyakan, mengapresiasi niat baik pengusaha itu, namun dinilai salah cara.

Niate apik. Tapi mung mikirke kesenengane tok. Sampe lali sisi kemanusiaan. Miris bos,” tulis komentar @asiyahnur_10.

Sementara itu, Lurah Jenggot, Muhammad Fatoni, mengatakan tradisi itu dilakukan dalam rangka tasyakuran anak nomor tiga pemilik Nanda Batik itu. Akibat kejadian tersebut, tiga anak dan satu orang dewasa dilaporkan terluka.

“Informasi ada kejadian dari pak RT hari akhad pada jam 09.30 WIB. Kemudian ada yang meng-share dari medsos dan isunya cukup besar. Awal uang yang disiapkan Rp30 juta, ternyata Rp35 juta,” kata Fatoni.

Mengetahui nilai yang cukup besar, pihaknya menemui pemilik hajat untuk membujuk agar menunda acara tersebut. “Kita sudah bujuk pemilik hajat agar membatalkan acara atau menyelenggarakan dengan cara yang lain dan aman,” akunya.

Tuan rumah sebagai pemilik hajat sudah meminta bantuan Banser, dan karyawannya sekitar 20 orang. Untuk pengalihan jalan dan pengamanan pagar. Lalu, pemilik rumah membuat surat pernyataan, bahwa siap untuk segala risikonya.

“Berdasarkan rembuk keluarga tetap akan diadakan. Kita dari kelurahan dan pak bhabin tidak siap untuk bertanggung jawab dengan segalanya untuk risiko yang terjadi apabila udik-udikan tetap dilakukan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya