SOLOPOS.COM - Salah satu Guru SMP Agustinus Semarang memakai seragam dengan tagline tulisan “Sekolah Gratis Ora Mbayar Loh”. Rabu (3/7/2024) (Solopos.com/Fitroh Nurikhsan)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah menyiapkan puluhan sekolah swasta gratis mulai dari jenjang TK, SD, hingga SMP. Sekolah gratis ini pun diharapkan bisa menjadi pilihan alternatif bagi para calon peserta didik yang tidak diterima di sekolah negeri pada PPDB Kota Semarang 2024. Berikut jadwal pendaftaran sekolah swasta gratis di Kota Semarang, terutama jenjang SD dan SMP.

Di antara puluhan sekolah swasta gratis yang disiapkan Pemkot Semarang adalah SD Andreas dan SMP Agustinus. Solopos.com berkesempatan menengok kesiapan kedua sekolah itu pada Rabu (3/7/2024).

Promosi Dukung Relawan Bakti BUMN 2024, BRI Ajak Relawan Berpetualang di Desa BRILiaN

Secara sekilas kedua sekolah berada dalam satu lingkungan. Pasalnya sekolah tersebut masih berada dalam naungan yayasan yang sama.

Lingkungan sekolah terlihat sangat meninimalis. Gedung sekolah berlantai 2 ini berbentuk U dan terdapat sebuah lapangan upacara.

Kepala SMP Agustinus, Aloysius Andreanto, secara terbuka menerima siswa-siswi dari latarbelakang manapun. Pihaknya sudah bekerja sama dengan Pemkot Semarang selama lima tahun.

“Dari masuk sampai lulus gratis. Biasanya sekolah swasta itu ada biaya SPI atau uang gedung, SPP, kemudian uang ujian pada umumnya. Sekarang ditiadakan semua,” ucap Andreanto ketika ditemui Solopos.com, Rabu.

Bagi siswa yang tidak diterima di sekolah negeri. Baik SD SD Andreas maupun SMP Agustinus membuka pendaftaran sampai 22 Juli 2024 mendatang.

SMP Agustinus menyediakan tiga rombongan belajar (rombel). Sedangkan kapasitas kelas untuk satu rombelnya paling banyak diisi sebanyak 32 siswa.

“Sampai hari ini baru dapat 21 siswa dari lingkungan sekitar yang tidak diterima di sekolah negeri,” bebernya.

Selama bekerja sama dengan Pemkot Semarang. Sekolah SD Andreas maupun SMP Agustinus hanya mendapatkan bantuan subsidi untuk biaya operasional.

Sedangkan untuk perbaikkan gedung atau nenambah saran dan prasarana lainnya. Pihak sekolah harus mengajukkan proposal untuk mendapatkan dana hibah.

“Banyak sih yang perlu ditingkatkan. Uang yang terima dari negara untuk operasional sekolah, missal dialihkan ke sapras [sarana dan prasarana] ya belum memadai,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya