SOLOPOS.COM - Rochmadi, saat membersihkan makam di TPU Bergota, Semarang, Kamis (7/3/2024). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Hadirnya bulan puasa atau Ramadan memberikan berkah bagi sebagian masyarakat, tak terkecuali yang bekerja sebagai pembersih makam. Berikut cerita pembersih makam di TPU Bergota, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang kebanjiran rezeki menjelang bulan Ramadan.

Ziarah kubur atau nyekar menjadi tradisi yang masih dijaga sebagian besar umat Islam di Jawa, tak terkecuali Semarang, menjelang bulan puasa. Tradisi ini pun memberikan sedikit berkah bagi sebagian warga, terutama yang mengais rezeki dari membersihkan makam.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Seperti yang dialami Rochmadi, 59, seorang pembersih makam di TPU Bergota, Kota Semarang. Pria paruh baya itu tampak sedang beristirahat di sebuah makam saat disambangi Solopos.com, Kamis (7/3/2024) siang.

Meski sedang beristirahat, peluh tampak membasahi tubuh Rochmadi. Ia pun mengaku jika baru membersihkan makam dan bersiap-siap kembali melakukan pekerjaannya saat banyak warga yang berziarah ke makam keluarga.

“Jelang Ramadan ramai yang nyekar. Mereka biasa datang antara sore sampai magrib. Kalau pagi sampai siang ada, tapi beberapa,” kata Rochmadi.

Menjelang Ramadan, Rachmadi pun selalu disibukan dengan aktivitas membersihkan makam di TPU Bergota yang terletak di Kelurahan Randusari, Semarang Selatan. Hanya bermodalkan sapu, ia pun sanggup mengais rezeki dari membersihkan makam warga yang melakukan kegiatan nyekar.

Rochmadi mengaku sudah menjalani profes sebagai pembersih makam sejak tahun 1998. Selama 26 tahun, ia tak pernah mematok tarif kepada orang yang menyewa jasanya.

Meski demikian, keikhlasan itu justru membuat banyak warga yang percaya kepada pria asal Kecamatan Semarang Utara itu. Bahkan, ada sejumlah warga yang mempercayakan makam keluarganya dijaga oleh Rochmadi dan memberikan bayaran secara rutin setiap bulannya.

Tak Pasang Tarif

Rochmadi mengatakan kebanyakan makam yang dirawat olehnya merupakan tempat peristirahatan warga asli Semarang. Kendati demikian, keluarga almarhum banyak yang merantau atau berdomisili di luar Kota Semarang.

“Selama ini saya memang enggak pernah mematok tarif. Itu sesuai saran mbah saya karena rezeki wis ono sing ngatur [rezeki sudah ada yang mengatur]. Jadi ya seikhlasnya saja, ada yang kasih Rp2.000, tapi ada juga yang kasih Rp100.000. Ya kasih rutin tiap bulan juga ada Rp200.000 karena saya rutin membersihkan makam keluarganya,” ujarnya.

Rochmadi pun mengamini jika menjelang Ramadan, rezeki yang diperoleh semakin besar. Bahkan saat menjelang Ramadan 2023, Rochmadi mengaku bisa mengantongi Rp10 juta dari membersihkan makam.

“Harapannya tahun ini bisa lebih ramai lagi, biar dapat uang lebih banyak buat lebaran dengan keluarga dan bagi-bagi sama istri,” harapnya.

Sementara itu, Koordinator TPU Bergota, Heru Triantoro, membenarkan bila jelang Ramadan banyak peziarah yang berdatangan. Bahkan para peziarah banyak yang datang rombongan dengan bus-bus besar karena berasal dari luar Kota Semarang.

“Kalau jelang Ramadan tiap hari ramai terus. Cuma paling ramai itu pas hari Kamis hingga Jumat. Terus Jumat Kliwon, bisa sampai malam. Kondisi seperti ini [ramai] sampai Salat Id,” ujar Heru.

Heru mengatakan TPU Bergota merupakan salah satu kompleks permakaman umum terbesar di Kota Semarang dengan luas mencapai 30 hektare. Sedangkan juru kunci di permakaman itu mencapai 160 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya