SOLOPOS.COM - Data curah hujan di Semarang Rabu-Kamis (13-14/3/2024). (BMKG Staklim Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah (Jateng) menyatakan curah hujan di Kota Semarang, pada Kamis (14/3/2024) masuk kategori ekstrem. Curah hujan di sebagian besar Kota Semarang bahkan mencapai lebih dari 200 milim pada sejumlah wilayah mencapai 200 mm dalam satu hari yang menjadi pemicu banjir.

Berdasarkan data yang diterima Solopos.com, curah hujan yang masuk kategori ekstrem atau 200 mm per hari itu terjadi di wilayah Wonodri, Plamongan, Sadeng, Simongan, Boja, Tlogosari, Kali Banteng, Ahmad Yani, Beringin, Candi, Pucang Gading, Tanjung Emas, Meteseh, dan Kudu Genuk.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Sedangkan curah hujan d wilayah Klipang, Karangboto, Ngaliyan, Gunungpati, msuk kategori sangat lebat. Sementara wilayah Mijen dan Sumur Rejo masuk kategori lebat atau 78-82 mm per hari.

“Intensitas curah hujannya tinggi, apalagi durasi hujannya juga lama banget,” ujar Kepala Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, kepada Solopos.com, Kamis.

Senada juga disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo. Yoga bahkan menyebut cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jateng dalam sepekan kedepan.

Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi cukup lama disertai petir dan angin kencang, khususnya saat pagi hingga malam, disebabkan aadanya dinamikaa atmosfer seperti aktinya MJO, Monsun Asia, gelombang atmosfer Rossby Ekuator, bbibit siklon tropis 91S, dan lain-lain.

“Kondisi tersebut memicu meningkatnya potensi hujan sedang-lebat dengan durasi cukup lama disertai petir dan angin kencang di wilayah Jateng untuk beberapa hari kedepan,” ujar Yoga dalam keterangan tertulisnya.

Yoga pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga sambaran petir maupun pohon tumbang.

“Masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi diimbau meningkatkan kewaspadaan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya