SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak batuk. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANGDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat kasus Tuberculosis atau TBC 2023 pada anak mencapai 294 persen.

Adapun tiga daerah dengan temuan kasus terbanyak berada di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Boyolali.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Hal tersebut disampaikan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiyah, seusai Peluncuran USAID Bebas TB Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Penyusunan Rencana Kerja Terpadu, “Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TB di Hotel Haris Semarang, Rabu (31/1/2024).

Pihaknya menyampaikan jika kasus TBC pada anak membutuhkan perhatian serius.

“TB anak targetnya cuma 90 persen. Temuannya lebih banyak, 294 persen. Sementara estimasi kasus (TB secara umum) kita 73.856, capaian 85.071,” ungkap Irma.

Irma membeberkan ada tiga daerah dengan penemuan kasus TB anak terbanyak. Ketiga wilayah itu berada di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Boyolali.

“Yang paling banyak Banyumas (cakupan penemuan melebihi estimasi) 600 persen, kedua Wonogiri 500 persen, kemudian Boyolali 400 persen,” bebernya.

Lebiu jauh, cakupan penemuan yang melonjak tajam melebihi estimasi itu bisa disebabkan banyak faktor.

Seperti kemungkinan adanya pasien dari luar provinsi yang tidak tercatat Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).

“Estimasi berdasarkan data Dispendukcapil, penemuan berdasarkan faskes. Bisa jadi ada orang luar Jawa Tengah berobat ke Jawa Tengah. Misalnya, Wonogiri perbatasan dengan Jawa Timur, siapa tahu ada orang dari orang Jatim berobat ke Wonogiri?” jelasnya.

Adapun, TB anak memiliki ciri khas berbeda dengan orang dewasa. Penegakan TB anak pun mengunakan sistem skoring di antaranya mantoux tes, pengecekan pembengkakan kelenjar, demam, hingga ada tidaknya kontak dengan pasien TB.

“Jika TB pada orang dewasa ditandai dengan batuk berdahak lebih dari dua minggu. Kalau anak-anak kadang-kadang cuma letih lemah lesu, berat badan enggak naik, terus demam sumeng (agak anget) enggak terlalu tinggi, kemudian ada pembengkakan di kelenjar,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov terus berupaya mewujudkan Jawa Tengah bebas dari penyakit tuberculosis atau TBC pada 2030.

Salah satu upaya itu dilakukan dengan melakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak dalam penanganan TBC, khususnya temuan kasus baru TBC di masyarakat.

“Temukan saja itu butuh effort. Makanya, penanganan TBC tidak bisa parsial, tapi butuh upaya kolaboratif,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya