SOLOPOS.COM - Foto udara tambak udang vaname intensif di sekitar area hutan mangrove tepi pantai Desa Kemujan, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Senin (18/9/2023). (Antara/Aji Styawan)

Solopos.com, JEPARA — Pengusaha tambak udang di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), angkat bicara terkait tudingan masyarakat yang menilai limbah tambak udang milikinya menjadi biang keladi pencemaran lingkungan di wilayah tersebut.

Melalui kuasa hukum Ahmad Gunawa, pengusaha tambak udang di Karimunjawa mengaku belum ada bukti secara autentik jika tambak udang di kawasan tersebut menjadi biang keladi pencemaran lingkungan.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Ahmad menyebut kajian dan penelitian tentang limbah tambak udang di Karimunjawa hingga kini belum pernah dilakukan. Oleh karenanya, perjuangan melalui diplomasi dan mediasi perlu dilakukan oleh seluruh pihak, dan bukan melalui aksi anarkistis.

“Seperti yang dilakukan LBHIM selaku kuasa petani tambak. Kami memberikan contoh sangat baik melalui seminar, dialog, dan audensi hingga ke lembaga tinggi negara, seperti Komisi 2 DPR dan berbagai diplomasi lain. Bukan melalui aksi anarkistis, teror, dan demo yang represif yang dilakukan sejumlah oknum di Karimunjawa,” ujar Ahmad saat dihubungi Solopos.com, Selasa (3/10/2023).

Pernyataan itu disampaikan Ahmad juga sebagai respons aksi penyegelan disertai vandalisme di pos retribusi Taman Nasional Karimunjawa oleh warga yang tidak puas dengan penanganan dugaan limbah tambak udang di wilayah itu, Senin (2/10/2023). Menurutnya, aksi itu merugikan pemerintah, terlebih Taman Nasional Karimunjawa merupakan objek vital nasional yang dilindungi UU No. 9/1998.

“Pihak BTN [Balai Taman Nasional Karimunjawa] sudah melakukan laporan kepada penyidik Polres dan Resmob. Aksi vandalisme bagaimanapun adalah pelanggaran pidana,” tegas Ahmad.

Ahmad pun berharap kepolisian segera menindak tegas pelaku perusakan dan vandalisme itu. Ia berharap aktor intelektual dalam aksi itu segera tertangkap.

Sebelumnya, aksi vandalisme dan penyegelan dilakukan warga terhadap pos retribusi Balai Taman Nasional Karimunjawa. Dalam video yang diterima Solopos.com, tampak pos retribusi itu juga menjadi sasaran vandalisme dengan dicorat-coret menggunakan cat semprot bertuliskan, “DISEGEL MASYARAKAT SAMPAI TAMBAK TUTUP”.

Kapolsek Karimunjawa, Iptu Dasiyo, menyebut aksi penyegelan itu diduga merupakan wujud kekesalan warga yang menganggap tidak ada upaya dari BTN Karimunjawa dalam mengatasi pencemaran lingkungan di wilayah tersebut, yang diduga disebabkan limbah tambak udang vaname.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya