SOLOPOS.COM - Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, memimpin rapat tanggap darurat kekeringan di Ruang Joyo Kusumo Kabupaten Pati, Selasa (3/10/2023). (Solopos.com-Antara/Humas Pemkab Pati)

Solopos.com, PATI — Sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Jika sebelumnya, status tanggap darurat kekeringan ditetapkan Pemerintah Kota Semarang, kini giliran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati yang menerapkan status serupa di wilayahnya.

Pemkab Pati menetapkan status tanggap darurat kekeringan setelah dampak kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang kian meluas di wilayahnya.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

“Dampak kekeringan yang terjadi di Pati sudah memungkinkan untuk ditetapkan status tanggap darurat kekeringan selama 14 hari mulai tanggal 3 Oktober 2023,” kata Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, di sela rapat tanggap darurat kekeringan di Ruang Joyo Kusumo, di Pati, Selasa (3/10/2023).

Apalagi, kata dia, musim kemarau yang tak kunjung berakhir mengakibatkan berbagai desa di Pati mengalami kekeringan. Untuk menanggulangi kekurangan air bersih, Pemkab Pati pun telah mengirimkan bantuan ke beberapa desa terdampak sejak Juli 2023.

Ia mengungkapkan pengiriman bantuan air bersih ke beberapa desa sudah dilaksanakan dan sampai saat ini tak hanya berasal dari Pemkab Pati saja. Beberapa elemen masyarakat, perusahaan swasta melalui program CSR maupun organisasi juga sudah mengirimkan bantuan air bersih.

Henggar mengungkapkan di Kabupaten Pati yang berpotensi kekurangan air bersih berjumlah 94 desa. Namun yang telah tertangani baru sekitar 70 desa.

Ia mengungkapkan kebutuhan air bersih semakin meningkat, sehingga perlu adanya penanganan. Bahkan, hampir 80-90 hektare sawah-sawah di Kabupaten Pati tidak bisa ditanami.

“Kami perlu mengambil sikap, kaitannya dengan langkah-langkah tanggap darurat bencana ini dan banyak hal yang harus dilakukan,” ujarnya.

Hingga saat ini, kata Henggar, penyaluran air bersih sudah mencapai 561 tangki untuk 109.660 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan. “Mulai hari ini [Selasa, 3 Oktober 2023] hingga 14 hari ke depan ditetapkan sebagai tanggap darurat kekeringan Kabupaten Pati. Pemkab Pati juga melakukan pendistribusian bantuan pangan sebanyak 100 ton beras kepada masyarakat terdampak,” ujarnya.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetyo, menambahkan dampak kekeringan memang sangat memprihatinkan, karena banyak sumur warga yang mulai mengering. Di beberapa tempat, kata dia, sumber air yang dimiliki warga juga tidak layak konsumsi karena payau.

Kekeringan mulai dirasakan warga sejak akhir Juli 2023 hingga sekarang warga masih membutuhkan bantuan air bersih. Sedangkan pendistribusian air bersih selama ini berasal dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dan bantuan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya