SOLOPOS.COM - Ilustrasi desa wisata, Linggoasri di Pekalongan, Jateng. (visitjawatengah.jateng.go.id))

Solopos.com, SEMARANG – Sejumlah daerah di Indonesia, langsung mengeluarkan larangan dan imbauan untuk sekolah tentang study tour seusai kecelakaan maut yang melibatkan bus sekolah di Subang, Jawa Barat (Jabar), beberapa waktu lalu. Lantas, bagaimana dampaknya bagi sektor pariwisata di Jawa Tengah (Jateng)?

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariadi, tak menampik bila wilayahnya menjadi salah satu tujuan selama musim study tour. Kendati demikian, pihaknya menghargai setiap provinsi yang mengambil kebijakan pelarangan study tour, temasuk provinsi Jateng.

Promosi 50 Jurnalis Peroleh Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism 2024

“Tentunya itu [pelarangan] sudah melalui pertimbangan dan dasar yang memadai. Kita menghargai segala keputusan,” kata Agung kepada Solopos.com, Rabu (22/5/2024).

Tak hanya itu, adanya pelarangan study tour di sejumlah provinsi, lanjut Agung, menjadi tantangan Pemeritah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk membidik pasar domestik dan mancanegara agar berkunjung di 35 kabupaten/kota. Mengingat, sudah ada desa wisata dan paket wisata yang digencarkan tiap pemerintah daerah (Pemda).

“DTW [destinasi tempat wisata] di Jawa Tengah juta lengkap dan terus ditingkatkan layanan dan atraksinya. Event pariwisata dan sport tourism yang digarap pemerintah dan masyarakat, dapat dijadikan bagian dari paket-paket wisata yang dijual untuk membidik domestik dan mancanegara. Desa wisata berbasis budaya dan alam juga menjadi paket yang layak ditawarkan pasar,” paparnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti, membenarkan bila pelarangan study tour bisa berdampak terhadap sektor pariwisata. Oleh karena itu, ia tak sepakat bila sekolah dilarang mengadakan study tour.

“Maka menurut saya ini [study tour] perlu diintegrasikan dan kolaborasi dari berbagai sektor agar sifatnya tidak egosektoral, karena dampaknya besar, memborong laku pertumbuhan orang untuj pariwisata yang kolerasinya juga ke perkembangan ekonomi,” kata Agustina saat ditemui di Kantor Marhaen atau DPD PDIP Jateng.

Maka dari itu, Agustina berharap sejumlah daerah tak gegabah melarang satuan pendidikannya menggelar study tour. Ia menyarankan daripada melarang, ada baiknya dibekukan sementara untuk dilakukan evaluasi sejenak.

“Kalau enggak boleh dalam kurun waktu tertentu oke, tinggal lakukan penataan [kebijakan], perbaikan sistem dan pengawasannya, termasuk armada. Usul saya, anak-anak tetap wajib piknik dengan cara yang aman namun, pembiayaan jelas,” tutupnya.

Sekadar untuk diketahui, selain Jawa Tengah, Jawa Barat juga mengeluarkan larangan study tour. Larangan serupa juga keluar di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya