SOLOPOS.COM - Pemilik Source of Cleannes (Soce) Laundry, Nurul Huda, tengah menada pakaian milik pelanggan. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menjadi berkah tersendiri bagi para pengusaha laundry.

Bahkan, adanya bencana banjir yang tak kunjung surut di Ibu Kota Jawa Tengah, membuat orderan para jasa laundry bisa bengkak hingga 100 kilogram (kg).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Pantauan Solopos.com selama lima hari atau sejak Jumat (15/3/2024) lalu, warga yang datang ke tempat laundry tak hanya dari kalangan pekerja maupun mahasiswa. Namun, warga terdampak banjir yang rumah dan barang-barangnya terkena air juga berdatangan mencari jasa mencuci pakaian.

Pemilik Source of Cleannes (Soce) Laundry, Nurul Huda, membenarkan adanya peningkatan pelanggan pasca-bencana banjir dalam sepekan terakhir ini. Pria berusia 27 tahun itu menilai ada hikmah tersendiri mengenai cuaca ekstrem dan bencana yang tak kunjung usai ini.

Nurul yang ketiban rejeki itu tampak sibuk mencuci pakaian bersama kedua karyawannya. Pada saat cuaca ekstrem hingga terjadi banjir ini, orderan di Soce Laundry per hari bisa mencapai 100 kg yang terdiri dari berbagai jenis pakaian atau baju-kemeja, celana, seprai, dan lain-lain.

“Banjir ini orang yang laundry meningkat tiga kali lipat. Biasanya pelanggan itu ada 15 [orang] sekarang mungkin sekitar 40 sampai 50-an orang. Kalau kiloannya bisa sampai 100 kg per hari,” kata Nurul di tempat usahanya di Jalan Gajah, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Selasa (19/3/2024).

Kendati ramai orderan, tidak adanya sinar matahari di musim hujan tidak menghambat proses pengerjaan Nurul. Sebab, Soce Laundry tidak bergantung pada cahaya matahari, melainkan menggunakan dryer untuk mengeringkan pakaian hasil cucian.

“Jadi untuk cuaca apapun baik itu hujan itu tidak mempengaruhi apapun produksi atau proses pakaian dalam laundry,” akunya.

Nurul mengaku, tarif untuk jasa laundry berbeda-beda atau disesuaikan dengan layanan yang diinginkan pelanggan. Namun, hanya sekadar cuci kering lipat per kilo Rp6.000, cuci kering setrika Rp8.000, hingga service komplit Rp10.000.

“Ya berkah bulan Ramadan, bisa buat tambah-tambah THR (tunjangan hari raya),” pungkasnya.

Sementara itu, Wiji, 56, salah satu pekerja di Hanum Laundry di Kelurahan Mlatiharjo juga merasakan pesanan cuci pakaian lebih banyak pada saat banjir. Biasanya 15 kg per hari, pasca banjir kemarin bisa mencapai 30 kg.

Meski begitu, kendalanya yakni terkadang pelanggan meminta orderan cepat jadi. Namun, masalahnya di musim hujan untuk mengeringkan cucian membutuhkan sinar matahari.

“Kadang mereka mintanya cepat tapi saya sudah ngomong kalau cepat enggak bisa, cuma kalau pengen cepat ya nyari tempat lain,” kata perempuan yang sudah dua tahun bekerja di Hanum Laundry itu.

Untuk tarif laundry milik Wiji, cuci kering Rp3.000 dan cuci setrika Rp5.000. Ia menambahkan, banyaknya orderan di masa banjir ini berdampak pada keuntungan ikut meningkat.

“Keuntungan yang tahu bosnya, tapi permintaan meningkat karena banyak orang yang kebanjiran,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya