SOLOPOS.COM - Penelitian terkait bakteri Wolbachia yang diinokulasikan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti untuk pengendalian dengue. (ugm.ac.id)

Solopos.com, SEMARANG–Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyebarkan nyamuk ber-Wolbachia untuk menanggulangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Sosialisasi tentang nyamuk dengan sistem bioteknologi tersebut terus dilakukan untuk mengantisipasi penolakan dari masyarakat.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan sudah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) gencar memberikan edukasi terkait manfaat nyamuk ber-Wolbachia. Menurutnya, penolakan dari masyarakat bisa terjadi karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Sebenarnya kan mungkin di wilayah lain tidak ada sosialisasinya. Tapi selama di Semarang, kami gencar melaksanakan sosialisasi. Saya melihat di wilayah lain mungkin tidak jadi pilot project, tidak pakai tahapan-tahapan sosialisasi, sehingga langsung istilahnya dikasih bibit dan langsung seketika itu. Mungkin ada anggapan membawa bibit penyakit,” ujarnya, Senin (20/11/2023).

Ia menjelaskan Kecamatan Tembalang dan Banyumanik menjadi wilayah dengan kasus demam berdarah dengue terbanyak. Sehingga dua kecamatan itu menjadi yang utama untuk mendapatkan sosialisasi dari Dinkes Semarang.

“Kami lihat potensi wilayah penyebaran penyakit demam berdarah tinggi saat musim hujan yaitu di Banyumanik dan Tembalang,” jelasnya.

Dia meminta masyarakat tak takut dan khawatir dengan penyebaran nyamuk Wolbachia ini. Menurutnya, cara ini lebih aman digunakan untuk membasmi nyamuk pembawa virus.

“Masyarakat jangan khawatir akan penyebaran nyamuk Wolbachia. Intinya masyarakat jangan khawatir, jangan takut, karena kalau program dari pemerintah itu tidak bakal menjerumuskan, tidak mungkin untuk membuat malah nambah banyak penyakit. Justru pencegahan–pencegahan itu kan sebenarnya alami, tidak pakai zat kimia, karena ini kan nyamuknya membuat yang betina tidak bisa bertelur dan mengurangi nyamuk bertelur,” tegasnya.

Meski begitu, Ita juga meminta kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan Pemeriksaan Jentik Nyamuk (PJN) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ia juga mendorong ibu-ibu Dasawisma untuk ikut mensosialisasikan penggunaan nyamuk Wolbachia.

“Di Semarang selalu ada sosialisasi. Kemudian ibu-ibu kader Dasawisma diharap ikut menyosialisasikan program dari Kemenkes. Kami harapkan di Semarang masyarakat tahu manfaatnya, paham, dan saya juga minta kepada lurah dan camat untuk membantu menyosialisasikan agar masyarakat paham,” tegasnya.

Untuk diketahui, Kota Semarang menjadi salah satu dari lima kabupaten/kota dalam pilot project Penyelenggaraan Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.

Kota Semarang menjadi kota kedua pilot project teknologi nyamuk ber-Wolbachia dengan tajuk Wolbachia Ing Kota Semarang atau Wingko Semarang. Wingko Semarang ini diharapkan menjadi program yang jitu dalam menekan angka persebaran kasus demam berdarah atau DBD.

Wolbachia merupakan sejenis bakteri yang ada pada nyamuk atau serangga. Namun, bakteri itu tidak ditemukan pada nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor yang menularkan virus dengue.

Nyamuk Wolbachia membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lainnya, seperti Zika, chikungunya, dan demam kuning ke manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya