SOLOPOS.COM - Pengamat Politik dan Hukum Tata Negara UKSW Salatiga Dr Umbu Rauta. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Salatiga untuk memilih sosok wali kota akan berlangsung setahun lagi, atau tepatnya 27 November 2024. Meski demikian, hingga kini nama-nama kandidat atau calon yang akan maju dalam kontes Pilkada Kota Salatiga 2024 itu belum bermunculan.

Banyak kandidat yang sebenarnya berniat mencalonkan diri sebagai wali kota Salatiga. Kendati demikian, mereka masih terkesan malu-malu dan menunggu dinamika politik yang berkembang di kota kecil yang terletak di lereng Gunung Merbabu itu.

Pengamat politik dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatga, Umbu Rauta, mengaku belum munculnya nama kandidat wali kota Salatiga itu merupakan sesuatu hal yang wajar. Hal ini salah satu penyebabnya dikarenakan belum diumumkannya tahapan Pilkada serentak 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selain itu, menurutnya, banyak partai politik (parpol) yang belum berniat mengumumkan calon yang akan diusung dalam pilkada, termasuk Pilwalkot Salatiga 2024. Hal ini dikarenakan para elite parpol memilih untuk fokus atau konsentrasi lebih dahulu dengan agenda Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun pemilihan legislatif (Pileg) 2024.

“Alasannya normatif, yakni belum terpetakannya secara pasti perolehan kursi parpol di DPRD yang merupakan prasyarat untuk mengajukan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah,” ujar Umbu kepada Solopos.com, Rabu (9/8/2023).

Kondisi semacam ini pun disebut Umbu menjadi keuntungan bagi incumbent atau petahana yang ingin kembali mencalonkan diri pada pilkada 2024. Menurut Umbu, calon incumbent atau petahan memperoleh keuntungan yang lebih untuk meraup dukungan masyarakat, ketimbang pendatang baru.

“[Calon incumbent] telah berinvestasi [politik] selama 4-5 tahun dan lebih menguntungkan lagi jika jarak akhir masa jabatannya cukup dekat dengan pilkada 2024,” terang Dekan Fakultas Hukum UKSW itu.

Meski begitu, dirinya melihat incumbent juga memiliki poin negatif atau tidak ada jaminan kemenangan, bila investasi politiknya selama menjabat tidak berkenan dengan aspirasi masyarakat selama ini.

Meski demikian, pilkada atau Pilwalkot Salatiga 2024 nanti, tidak akan diisi dengan calon incumbent. Hal ini menyusul Wali Kota Salatiga sebelumnya, yakni Yuliyanto, yang sudah tidak memimpin Salatiga selama dua periode, sehingga tidak bisa kembali mencalonkan lagi sebagai wali kota di pilkada atau Pilwalkota Salatiga 2024.

Praktis, hingga kini sosok yang akan maju dalam kontestasi pilkada di Salatiga belum terlihat. “Baru teramati melalui publikasi secara pribadi dan parsial dalam rangka memperkenalkan diri dan meningkatkan popularitas. Tapi, belum bisa dipastikan, mereka yang sudah memperkenalkan diri ini apakah berlanjut menjadi calon di pilkada Salatiga 2024,” ujarnya.

Rekomendasi
Berita Lainnya