SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan saat musim kemarau. (Freepik.com)

Solopos.com, PATI – Kabupaten Pati merupakan satu di antara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) yang telah mengalami dampak kemarau mulai dari kekeringan hingga lahan pertanian puso.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati pun mengaku telah menyediakan anggaran sebanyak Rp500 juta dari dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Promosi Kolaborasi BRI dan Telkomsel Hadirkan Ekosistem Finansial dan Digital

Adapun informasi yang dihimpun Solopos.com, pada catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng hingga 19 Juni 2024, Pati berada di urutan ketiga daerah dengan dropping air bersih terbanyak atau mencapai 20.000 liter.

Kemudian dalam catatan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, meski belum menyertakan angka riil, namun telah ada laporan masuk sejumlah lahan pertanian puso di daerah Pati.

Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, mengatakan daerahnya diprakirakan bakal mengalami jenis kemarau basah 2024 ini.

Kemudian berdasarkan hasil pendataannya, desa yang sudah mengalami kekeringan yakni Desa Tambahagung di Kecamatan Tambakromo.

“Untuk saat ini pasokan air terbesar yang berada di Kabupaten Pati terdapat pada Waduk Gembong dengan volume air 90 persen. Semoga kemarau tahun ini tidak separah kemarau tahun lalu yang baru selesai pada akhir November. Sehingga menyebabkan pasokan air di Waduk Gembong habis,” kata Henggar kepada Solopos.com, Rabu (3/7/2024).

Tak hanya Waduk Gembong dengan volume air 90 persen, Pemkab Pati juga mengklaim ada Waduk Gunung Rowo dengan volume air 60 persen sebagai cadangan air di daerah utara.

Maka dari itu, pihaknya akan mengupayakan antisipasi terkait permasalahan tersebut yang di antaranya adalah dengan membuat daerah resapan air pada daerah yang rawan banjir agar pasokan air dapat mengurangi debit air saat banjir serta sebagai cadangan air saat musim kemarau.

Lebih lanjut, terkait pendanaan, Pemkab Pati juga sudah menyediakan sebanyak Rp500 juta dari dana APBD yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Adapun langkah-langkah strategis untuk meminimalisir bencana kekeringan, tiap pihak diminta responsif dan bekerjasama dalam mengatasi bencana kemarau ini.

“Berbagai upaya harus dilakukan termasuk penanaman kembali hutan yang gundul untuk membuat daerah resapan air. Jadikan penanggulangan bencana kekeringan tahun 2023 sebagai evaluasi untuk perbaikan ke depannya,” pinta pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya