Jateng
Rabu, 3 Juli 2024 - 14:45 WIB

Kekeringan hingga Padi Puso Melanda Pati, Pemkab Siapkan Dana Antisipasi

Adhik Kurniawan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan saat musim kemarau. (Freepik.com)

Solopos.com, PATI – Kabupaten Pati merupakan satu di antara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) yang telah mengalami dampak kemarau mulai dari kekeringan hingga lahan pertanian puso.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati pun mengaku telah menyediakan anggaran sebanyak Rp500 juta dari dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Advertisement

Adapun informasi yang dihimpun Solopos.com, pada catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng hingga 19 Juni 2024, Pati berada di urutan ketiga daerah dengan dropping air bersih terbanyak atau mencapai 20.000 liter.

Kemudian dalam catatan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, meski belum menyertakan angka riil, namun telah ada laporan masuk sejumlah lahan pertanian puso di daerah Pati.

Advertisement

Kemudian dalam catatan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, meski belum menyertakan angka riil, namun telah ada laporan masuk sejumlah lahan pertanian puso di daerah Pati.

Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, mengatakan daerahnya diprakirakan bakal mengalami jenis kemarau basah 2024 ini.

Kemudian berdasarkan hasil pendataannya, desa yang sudah mengalami kekeringan yakni Desa Tambahagung di Kecamatan Tambakromo.

Advertisement

Tak hanya Waduk Gembong dengan volume air 90 persen, Pemkab Pati juga mengklaim ada Waduk Gunung Rowo dengan volume air 60 persen sebagai cadangan air di daerah utara.

Maka dari itu, pihaknya akan mengupayakan antisipasi terkait permasalahan tersebut yang di antaranya adalah dengan membuat daerah resapan air pada daerah yang rawan banjir agar pasokan air dapat mengurangi debit air saat banjir serta sebagai cadangan air saat musim kemarau.

Lebih lanjut, terkait pendanaan, Pemkab Pati juga sudah menyediakan sebanyak Rp500 juta dari dana APBD yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Advertisement

Adapun langkah-langkah strategis untuk meminimalisir bencana kekeringan, tiap pihak diminta responsif dan bekerjasama dalam mengatasi bencana kemarau ini.

“Berbagai upaya harus dilakukan termasuk penanaman kembali hutan yang gundul untuk membuat daerah resapan air. Jadikan penanggulangan bencana kekeringan tahun 2023 sebagai evaluasi untuk perbaikan ke depannya,” pinta pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif