Jateng
Jumat, 13 Oktober 2023 - 16:37 WIB

Kemarau Panjang Bikin Danau Semarang Zoo Mengering, Begini Nasib Satwanya

Adhik Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu satwa yang ada di kebun binatang Mangkang atau Semarang Zoo, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Musim kemarau panjang berdampak pada mengeringnya danau yang ada di tempat wisata kebun binatang Mangkang atau Semarang Zoo. Bukan hanya itu, sejumlah satwa juga terpaksa dimasukkan ke dalam kandang untuk mencegah terjadinya kondisi terburuk akibar cuaca panas.

Hal tersebut disampaikan Dirut Semarang Zoo, Choirul Awaludin, kepada Solopos.com, Jumat (13/10/2023).

Advertisement

Awaludin mengatakan seekor orang utan serta beberapa singa Afrika dan harimau yang ada di dalam area display membutuhkan asupan air minum dua kali lebih banyak dari biasanya akibat cuaca panas.

“Pasti ada [satwa terdampak cuaca panas]. Bahkan untuk air ini kita alokasikan semua untuk kebutuhan satwa. Sehingga danau untuk wahana juga sekarang kering,” ungkap Awaludin.

Danau yang kering atau tak ada air itu, lanjut Awaludin, berdampak bagi para pengunjung dan sejumlah satwa karena tidak bisa beroprasi. Bahkan, pihaknya menyebut sudah dua bulan wahana air tersebut ditutup sementara.

Advertisement

Lebih jauh, cuaca panas yang terjadi di Kota Semarang terutama suhu udara yang terus meningkat ini juga turut membuat orang utan, singa Afrika, dan harimau di dalam kandang membutuhkan air dua kali lebih banyak ketimbang kondisi normal.

Untuk menyiasatinya, petugas Semarang Zoo sudah diperintahkan mengambil pasokan air dari kamar mandi dan musala di dalam kebun binatang.

Awaludin pun menegaskan jika kondisi persediaan air minum sampai hari ini masih aman. Ia menambahkan jika persediaan air minum untuk orang utan, singa Afrika, harimau maupun satwa besar lainnya juga dipasok dari tiga sumur yang beroperasi di kebun binatang.

Advertisement

“Ada tiga sumur yang tidak asat [kering]. Debit airnya masih mencukupi. Ya agak menurun ya paling sedikit kok, tapi masih mencukupi,” nilainya.

Selain itu, pasokan air minum bagi satwa juga didapatkan dari dropping air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada hari-hari tertentu seperti momen libur akhir pekan dan hari kerja, pihaknya meminta dropping air bersih sebanyak dua tangki.

“Yang krusial untuk persediaan di kamar mandi dan musala karena kalau hari Minggu kan ramai. Maka kita pakai air dari PDAM. Kita juga operasikan tandon air. Seringnya kita minta dropping air dua tangki,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif