SOLOPOS.COM - Penampakan padang rumput atau sabana yang muncul sekitar di Rawa Pening, tepatnya di Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/10/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARANKemarau panjang yang melanda di sejumlah wilayah Indonesia membuat debit air danau menyusut.

Salah satunya adalah Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang yang mengalami penyusutan debit air. Namun setelah adanya penyusutan itu, kini muncul fenomena alam hamparan padang rumput atau sabana di bekas tanah rawa yang mengering.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Sabana Rawa Pening muncul lagi tahun ini setelah beberapa tahun lalu tidak muncul karena musim kemarau basah. Sontak, pemandangan sabana yang indah dengan rumput yang hijau itu dimanfaatkan oleh warga untuk bersantai, bersepeda, bermain layangan, dan berswafoto.

Diperkirakan, luasan sabana Rawa Pening ini mencapai dua hektare. Meskipun sudah banyak ditumbuhi rerumputan, tanah di sabana itu masih terasa empuk dan terdapat retakan-retakan tanah yang menjadi ciri khas tanah bekas rawa.

Salah seorang warga setempat, Gunadi, mengatakan padang rumput atau sabana ini sudah muncul sejak sepekan lalu. Hal itu imbas dari kemarau panjang yang terjadi pada tahun ini.

“Ini kemungkinan karena tanah rawa yang gembur semakin mengering tapi masih basah, sehingga tumbuh rumput seperti ini,” kata Gunadi kepada Solopos.com, Selasa (24/10/2023).

Lantaran memiliki pemandangan yang bagus, kata Gunadi, banyak orang yang ingin bermalam dan berkemah di padang rumput tersebut. Namun oleh warga sekitar belum diizinkan lantaran tanahnya masih empuk dan tidak padat sehingga bisa membahayakan.

Menurut Gunadi, tumbuhnya padang rumput tersebut tidak akan bertahan lama. Sebab, jika memasuki musim hujan dan hujan mulai sering turun, tanah tersebut akan kembali dipenuhi air sehingga kembali menjadi rawa.

“Sebenarnya air di rawa ini tingginya sampai dua meter, tapi setelah Lebaran mulai menyusut sampai mengering,” bebernya.

Gunadi menambahkan fenomena tersebut bukanlah kali pertama terjadi, namun sudah kali kedua. Di mana, kejadian sebelumnya muncul pada 2018 lalu. Lokasinya sendiri berada di dekat menara buatan Radesa Tuntang yang hancur akibat angin kencang pada 2022 lalu.

Sementara itu, salah seorang warga Tuntang, Dimas Saputra, mengaku terkesan dengan pemandangan sabana Rawa Pening ini. Menurutnya lokasi itu sangat cocok untuk bersantai dan menenangkan pikiran.

“Cocok bersantai saat sore hari, apalagi saat cerah dengan pemandangan gunung ditambah sunset terbenamnya matahari,” kata Dimas.

Selain mengundang warga untuk datang, fenomena sabana tersebut juga dimanfaatkan warga sekitar untuk berjualan makanan, minuman dan camilan. Selain itu, lahan tempat kendaraan-kendaraan pengunjung diparkir yang dijaga warga sekaligus bisa menjadi tambahan finansial bagi warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya