Jateng
Minggu, 24 September 2023 - 17:41 WIB

Kisah Petani Kendeng: Dulu Merantau ke Luar Negeri, Sekarang Pilih Bertani

Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sutrsino, salah satu petani di lereng Pegunungan Kendeng, Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Menjadi petani di lereng Pegunungan Kendeng adalah pilihan hidup bagi pria 36 tahun bernama Sutrisno. Sepulang merantau dari luar negeri, Sutrisno hanya ingin bertani di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng).

Kisah Sutrisno sebagai petani bermula enam tahun silam. Memilih pekerjaan sebagai petani tentu bukan pilihan mudah bagi sebagian orang. Namun tidak bagi Sutrisno.

Advertisement

Memilih menjadi petani dianggap sebagai pilihan tepat bagi putra daerah Pati itu. Menurutnya, harus ada regenerasi petani demi menjaga kedaulatan pangan.

“Ya kalau bisa kita ini kan harus meregenerasi petani. Kalau bukan kita para pemuda ini yang bertani, terus siapa lagi?” ucap Sutrisno saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (22/9/2023) malam.

Sebagai petani di lereng Pegunungan Kendeng, Sutrisno juga aktif di organisasi Warga Peduli Sosial Hukum dan Lingkungan Hidup (Wali-SHL) Pati. Di organisasi itu, Sutrisno dipercaya sebagai ketua.

Advertisement

Bersama organisasinya, Sutrisno terus menyuarakan kepada kaum muda untuk tidak takut bekerja sebagai petani. “Maka dari itu, kami dan teman-teman [Wali-SHL Pati] ada gerakan petani muda di Sukolilo,” paparnya.

Sutrisno mengatakan menjadi petani di lereng Pegunungan Kendeng, terutama di wilayah Sukolilo Pati, merupakan berkah tersendiri. Pasalnya, lahan di kawasan tersebut tidak pernah kekurangan air untuk irgasi.

“Kelebihannya di tempat kami ini [Sukolilo], Alhamdulillah masih ada air terus. Apa lagi sekarang sudah ada embung [yang dibangun] dari dana desa. Dulu yang setahun hanya panen dua kali, sekarang bisa tiga kali panen,” ungkapnya.

Advertisement

Dengan kisah suksesnya sebagai petani, Sutrisno mengajak kaum muda untuk tidak takut menjadi generasi penerus yang menjaga kedaulatan pangan.

“Jangan takut menjadi petani, jangan takut akan susah atau tidak berhasil, bahkan tidak kaya. Karena yang dikhawatirkan hasilnya tidak menguntungkan. Tapi nyatanya Alhamdulillah bisa mencukupi kehidupan,” tegas pria 36 tahun itu.

Sutrisno hanya berharap pertanian dan para petani di kawasan lereng Pegunungan Kendeng mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Dengan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah, para pemuda diharapkan mampu menjadi generasi penerus penjaga kedaulatan pangan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif