SOLOPOS.COM - Mahasiswa UIN Salatiga saat demo terkait dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oknum dosen dengan membentangkan poster tuntutan pada Kamis (21/9/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Sekitar 100 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi demonstrasi, Kamis (21/9/2023) pagi. Mereka menggelar aksi dengan membentangkan poster yang berisi tuntutan terkait isu kekerasan seksual di kampus.

Dalam aksinya, para mahasiswa menuntut oknum salah seorang dosen berinisial W yang diduga melakukan tindakan kekerasan seksual kepada mahasiswi untuk segera ditindak oleh pihak kampus. Menyikapi hal itu, Rektor UIN Salatiga langsung menerima mahasiswa untuk beraudiensi.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Rektor UIN Salatiga, Prof Zakiyuddin Baidhowy, mengatakan pihaknya memiliki komitmen sama dengan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. Sebab sejak 2021, sivitas akademika telah mengeluarkan peraturan pencegahan kekerasan seksual di kampus.

“Untuk sanksi oknum dosen, akan kami lihat sejauh mana pelanggarannya. Kami juga tidak berdiri sendiri melainkan melibatkan inspektorat,” kata Rektor kepada wartawan di Kampus III, Kamis (21/9/2023).

Dikatakan, terduga pelaku kekerasan seksual masih aktif mengajar di kampus. Hanya, soal kasus yang beredar dikenakan asas praduga tak bersalah karena rektorat tidak ingin terjebak pada laporan satu pihak.

Zakiyuddin menegaskan pihaknya telah membentuk tim investigasi atas dugaan kasus kekerasan seksual di UIN Salatiga. Sejauh ini, adanya kasus ini sudah dilakukan sejumlah klarifikasi.

“Untuk tim investigasi ini akan bekerja satu bulan ke depan, mulai hari ini. Saya harap, hasilnya bisa disampaikan sebelum satu bulan. Tim itu agar semua lebih terang benderang,” terang Rektor.

Pihaknya menyebut, untuk saat ini yang diketahui ada satu orang korban. Oleh karena, dibentuk tim investigasi bertujuan mengungkap peristiwa secara detail.

Sementara itu, Fakhrurozi selaku koordinator aksi, mengatakan aksi yang dilakukan bersama mahasiswa lain untuk langkah preventif atau pencegahan atas adanya dugaan perilaku pelecehan seksual oleh oknum dosen.

“Kami, para mahasiswa menuntut kampus memerangi praktik kekerasan seksual. Sehingga, para mahasiswa saat menjalani perkuliahan merasa aman,” terang Fahrurrozi.

Diakuinya, aksi ini dilakukan setelah adanya informasi yang beredar terkait salah seorang mahasiswi menjadi korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen. Sehingga hal itu, lanjut Fahrurrozi, membuat kondisi pergaulan mahasiswa kurang kondusif dan merasa nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya