SOLOPOS.COM - Ketua PVRI Kota Salatiga, Soepardjo saat menjadi inspektur upacara dalam rangka Hari Pahlawan di Halaman Pemkot Salatiga, Jumat (10/11/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Soepardjo masih terlihat berdiri gagah dengan setelan pakaian jas hitam dan peci khas veteran. Jumat (10/11/2023), ia dipercaya manjadi inspektur upacara dalam rangka Hari Pahlawan di halaman Pemkot Salatiga.

Pejuang yang kini sudah berusia 98 tahun itu ternyata sudah kali kedua menjadi pembina upacara. Di waktu sebelumnya, Separdjo juga menjadi inspektur upacara di tahun 2022.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Dalam kesempatan itu, Soepardjo membacakan amanat dari Menteri Sosial. Dalam amanat itu disebutkan kita harus belajar dari nilai perjuangan para pahlawan yang nanti akan membawa jejak kemenangan untuk masa depan. Semangat pahlawan untuk masa depan bangsa adalah memerangi kemiskinan dan kebodohan.

“Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi generasi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan Bangsa dan Negara,” jelas pria yang juga ketua DPC Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Salatiga, Jumat.

Untuk mengisi dan implementasi nilai-nilai para pejuang harus diwujudkan dengan semangat memberantas kebodohan dan memerangi kemiskinan. Hal itu harus dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok negeri.

“Mari kita bangun usaha dan ekonomi kerakyatan yang akan menjadikan Indonesia tumbuh menjadi negara yang makin maju dan makin sejahtera,” jelas Soepardjo dengan lantang.

Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi dalam kesempatan itu menjadi komandan upacara. Sinoeng mengatakan momen Hari Pahlawan ini juga bisa diwujudkan dalam konteks pahlawan kekinian dan masa depan.

Khususnya di bidang birokrasi, pemerintahan adalah melayani dengan sepenuh hati, murah, mudah, cepat, dan ramah.

“Untuk birokrasi pemerintahan Kota Salatiga, jiwailah nilai-nilai pahlawan, yaitu menjadi orang migunani, berguna bagi sesama dan bagi zamannya. Kalau dulu, pahlawan menegakkan kemerdekaan dan menegakkan Pancasila, sekarang menanggulangi kemiskinan dan melayani masyarakat dengan baik, memerangi kebodohan,” kata Sinoeng usai upacara.

Sinoeng menambahkan setiap zaman mempunyai tantangannya. Dirinya mempunyai keyakinan bahwa tantangan dan persoalan pembangunan di masa depan oleh generasi muda akan mampu diatasi dan dilakukan.

Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit, mengatakan makna pahlawan dahulu memperjuangkan kemerdekaan. Namun generasi muda saat ini mengalami makna transisi dengan mengidolakan tokoh-tokoh dalam perfilman Hollywood.

“Ini perlu antisipasi. Saya usul kepada Pak Wali di Salatiga sebulan sekali suruh anak sekolah menggunakan baju pahlawan dan memahami kembali nilai-nilai pahlawan,” tandas Dance yang bertugas sebagai ajudan inspektur upacara.

Sebagai informasi dalam upacara Hari Pahlawan itu, petugas yang bertugas dari jajaran Forkopimda Kota Salatiga. Terdiri atas Inspektur upacara, Ketua DPC LVRI Kota Salatiga, Soepardjo.

Lalu, Komandan upacara, Pj. Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi. Sedangkan, perwira upacara adalah Kapolres Salatiga, AKBP Aryuni Novitasari.

Berikutnya, Sekda Kota Salatiga, Wuri Pujiastuti bertindak sebagai pembawa acara. Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit menjadi ajudan inspektur.

Komandan Kodim 0714/Salatiga, Letkol (Inf) Ade Pribadi Siregar bertugas membacakan Pembukaan UUD 1945. Terakhir, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Salatiga, Wiharso sebagai pembaca doa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya