SOLOPOS.COM - Suasana kebakaran di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) hari ketiga masih belum bisa dipadamkan Minggu (29/10/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb), Jawa Tengah, semakin meluas hingga Minggu (29/10/2023). Balai TNGMb menyebut luasan kebakaran hutan lahan lahan mencapai 848,5 hektare. Luasan yang terbakar masih bisa bertambah melihat kondisi api dan angin kencang di kawasan tersebut.

Hal itu diungkapkan Plt. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Nurpana Sulaksono. Dia menyampaikan dalam waktu satu hari ini luasan yang terdampak kebakaran meningkat hingga 400 hektare. Sebelumnya, pada Sabtu (28/10/2023) lahan yang terbakar seluas 487,07 hektare.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Berdasarkan perhitungan dari kami sampai sore tadi luasan kebakaran mencapai 848,5 hektare. Dan sebagian besar ada di ketinggian 2000 mdpl,” beber Nurpana Minggu malam.

Dalam kebakaran tersebut berbagai vegetasi yang ada di Gunung Merbabu juga terdampak. Seperti pohon pinus, pohon puspa, salam, dan akasia.

“Sedangkan yang ada di ketinggian 2000 mdpl yang terdampak ada sabana atau padang rumput, edelweis, cantigi dan semak belukar,” ungkapnya.

Dikatakan, saat ini luas kebakaran cenderung mengarah ke lereng Gunung Merbabu bagian selatan dan timur. Bagian lereng tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Boyolali. Tim BPBD Jateng saat ini juga mengupayakan untuk pemadaman menggunakan water booming.

Saat ini pihak Balai TNGMb masih melakukan penyelidikan dan mendalami penyebab kebakaran yang terjadi.

Sementara itu, Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan Tribiantoro mengungkapkan pihaknya sudah mempercepat proses dan administrasi sudah terselesaikan untuk permintaan water boombing. Hanya tinggal menunggu jadwal dari BNPB Pusat.

“Kita sudah mendesak agar segera direalisasi karena melihat perkembangan kebakaran semakin meluas. Sehingga harapan kita untuk water boombing bisa segera terselesaikan,” terang dia.

Kondisi angin kencang dan lahan yang kering menjadi kendala pemadaman. Bahkan pemadaman secara manual sudah tidak memungkinkan.

“Hanya yang mendekati pemukiman warga kita akan selesaikan dengan sekat api,” katanya.

Terkait dengan keberadaan api di medan yang terjal, pihaknya akan melihat terlebih dahulu kondisi. Jika mendekati pemukiman warga maka akan diutamakan menggunakan sekat api.

“Jadi setiap muncul titik api, kita akan tangani dengan melihat kondisinya terlebih dahulu,” tandas Alex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya