SOLOPOS.COM - Spanduk bergambar Petruk dengan tulisan Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jowone yang terpajang di Jalan Majapahit, Kota Semarang, Jawa Tengah. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, sejumlah baliho dan spanduk-spanduk berisi foto para calon presiden-calon wakil presiden hingga calon anggota legislatif bertebaran di berbagai titik di Kota Semarang, Jawa Tengah. Bukan hanya menampilkan para calon kontestan pemilu, ada juga spanduk yang menampilkan sosok Petruk lengkap dengan kata-kata menggunakan bahasa Jawa.

Spanduk atau baliho yang menggelitik itu bermunculam di sejumlah titik-titik strategis Kota Semarang. Spanduk tersebut bertuliskan “Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jowone” atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti kurang lebih jadi “Orang Jawa Jangan Lupa Ke-Jawa-annya.”

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Di spanduk itu juga tercetak dengan jelas gambar salah satu tokoh pewayangan dari kelompok punakawan, yanki Petruk yang sedang tersenyum lebar. Poster tersebut menampilkan Petruk dengan bentuk badan besar dan tinggi, bahu lebar, dan kepala besar dengan mata terbuka.

Seorang pejalan kaki di Jalan Soekarno-Hatta Kota Semarang, Suparmi, 49, mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk yang bertengger persis di pinggir jalan dekat dirinya sedang berteduh itu. Namun, ia mengaku mengetahui maksud pesan dari materi spanduk tersebut.

“Iya tadi saya lihat. Spanduk itu saya paham arti di spanduk. Artinya, ojo nganti dadi Wong Jowo lali Jowone, jangan sampai jadi orang Jawa itu lupa jatidirinya,” kata Suparmi beberapa waktu lalu.

Menurut warga Sawah Besar itu,kata-kata dalam spanduk bergambar Petruk memuat filosofi umum masyarakat Jawa. Yakni, jadi orang Jawa jangan sampai lupa dengan asal mula atau ciri khas dan karakternya.

Kendati demikian, Suparmi menegaskan tidak mengetahui apakah ada unsur politik di balik pemasangan spanduk bergambar Petruk tersebut. Namun, baginya spanduk tersebut mengandung pesan baik karena mengingatkan masyarakat Jawa agar tidak lupa dengan jati dirinya.

Sementara itu, Sipon, 35, menyatakan tidak ada yang istimewa dari spanduk yang dipasang di bawah Jembatan Soekarno-Hatta itu. Kendati demikian, ia mengerti maksud dari pesan yang disampaikan dalam sosok bergambar Petruk tersebut.

“Saya tidak tau yang pasang spanduk itu. Yang pasti itu ya kata pepatah, orang Jawa jangan lupa adat Jawa,” tutup Sipon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya