SOLOPOS.COM - Kesenian Dengklung Al Kafi. (Tangkapan layar YouTube KamayelARK_Channel)

Solopos.com, BATANG-Kesenian Dengklung merupakan kesenian yang paling populer di kalangan masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Dewasa ini kesenian tersebut mampu memberikan identitas budaya masyarakat Batang dan merupakan salah satu potensi yang dikembangkan dan dijadikan kebanggaan masyarakat Batang.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Dengklung dari Kabupaten Batang merupakan jenis kesenian selawatan. Instrumen yang digunakan adalah genderang (semacam terbang), yang masyarakat Batang biasa menyebut kendhang buntung karena bentuknya seperti kendhang yang terpotong.  Semula jenis kesenian yang menggunakan instrumen terbang tersebut bernama selawatan, tetapi kesenian ini kemudian berkembang ke daerah-daerah, sehingga setiap daerah mempunyai nama sendiri-sendiri

Di awal sejarah kemunculannya, seni ini merupakan alat untuk berdakwah. Oleh sebab itu, pada awalnya kesenian tersebut tidak boleh dipentaskan pada sembarang waktu, tetapi harus dalam hubungannya dengan kepentingan tertentu yang bersifat ritual, pada setiap peringatan hari-hari besar Islam, khususnya pada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW yang diadakan setiap setahun sekali pada Bulan Maulud.

Selain untuk peringatan hari-hari besar Islam, Dengklung juga berfungsi sebagai media upacara adat yang meliputi berbagai upacara selamatan, seperti upacara tingkeban (tujuh bulan usia kehamilan anak pertama), kelahiran, perkawinan, khitanan, dan kematian. Hal itu dapat dimaklumi karena menurut kenyataan yang ada pada masyarakat Jawa khususnya, upacara adat telah menyatu dengan hal-hal yang bersifat keagamaan.

Dikutip dari karya ilmiah berjudul Kesenian Dengklung: Identitas Masyarakat Kabupaten Batang Jawa Tengah karya Herlinah dari Fakultas Bahasa dan Seni UNY laman UNY, Sabtu (16/9/2023), seiring dengan perubahan aktivitas masyarakat, kesenian ini jadi media hiburan dan pembangunan.

Kesenian Dengklung di Kabupaten Batang telah mengalami perjalanan yang cukup panjang.  Kesenian ini diperkirakan muncul pada sekitar masuknya agama Islam di daerah Batang, yaitu sekitar abad ke-18. Keberadaan kesenian tersebut berawal dari adanya kelompok jemaah masjid yang dipimpin oleh para ulama dan pemuka agama yang menginginkan supaya agama Islam di Batang semakin berkembang.

Berawal dari keinginan tersebut seperti halnya para wali, para santri dan para ulama di Batang sehabis salat berjemaah mereka berkumpul dan mengadakan selawatan, puji-pujian, diiringi genderang. Wali Sanga memberikan andil yang sangat besar di bidang hiburan khususnya kesenian dan aspek kebudayaan pada umumnya. Demikianlah, para ulama dan tokoh agama dalam menyebarkan agamanya menggunakan kesenian, yang di kemudian hari kesenian rakyat tersebut diberi nama kesenian Dengklung.

Dengklung merupakan sebuah kata yang diambil dari bunyi instrumen yang dibunyikan yakni dheng bunyi instrumen kendhang dan klung bunyi instrumen kemung. Instrumen kendhang dan kemung tersebut merupakan alat musik yang dominan dalam seni pertunjukan tersebut.

Alat musik yang digunakan pada kesenian Dengklung Batang ini berjumlah 7 buah berbentuk kendhang buntung yaitu semacam genderang yang panjangnya lebih panjang dibandingkan alat rebana dan terbang tapi lebih pendek dibandingkan kendang. Alat musik yang dipakai jemling, bibit, kemung, kempur, jidhur, kendhang dan tamri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya