SOLOPOS.COM - Pengunjung saat tengah menikmati karya seni bertajuk Cerita dari Kei di Pameran Buah Tangan Edisi 28 di Ruang Pamer Kolektif Hysteria Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (9/11/2023). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANGLukisan penuh warna dengan gambar anak-anak menyambut para pengunjung Pameran Buah Tangan Edisi 28 dari seniman Isrol Triono di Grobak Art Kos I Hysteria Jalan Stonen, Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (9/11/2023). Pameran bertajuk Cerita dari Kei tersebut akan berlangsung sampai 15 November 2023.

Bagi seniman yang akrab disapa Isrol Medialegal itu, fenomena sosial merupakan permasalahan yang sangat dekat dengan dirinya sebagai seorang seniman sekaligus sebagai manusia sosial. Oleh sebab itu, selama Sepekan, para pencinta seni di Kota Semarang dan sekitarnya bisa menyaksikan karya-karya seniman asal Yogyakarta itu dari 2017-2023.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

“Karena saya bagian dari masyarakat sosial. Ya menantang seberapa punya intuisi dan kepekaan. Apa yang di lihat, apa yang dirasakan. Dari hal itu [kepekaan sosial] diaktualisasikan jadi bahasa visual,” kata Isrol ketika berbincang dengan Solopos.com, Kamis (9/11/2023).

Pameran bertajuk Cerita dari Kei ini menggambarkan gagasan itu dengan baik. Dalam pameran ini, karya-karya Isrol memang banyak mengangkat hal-hal yang berbau sosial dengan tokoh anak-anak. Apalagi, Cerita dari Kei ini menampilkan cerita pengalaman Isrol selama di Kei, Maluku.

Kepekaan Isrol dalam menangkap fenomena sosial yang rumit itu tersaji secara apik dengan unsur khas yang kerap Isrol tampilkan di street art atau seni jalanan. Hal itu misalnya dalam karya tahun 2020 berjudul Media Legal.

Karya tersebut menggambarkan perempuan dan laki-laki saling berangkulan tengah membawa kuas dan ada tulisan JALAN TERUS. Karya itu ditafsirkan Isrol jika sifat anak-anak itu tanpa gentar terus maju melawan segala rintangan untuk terus memoles mimpi-mimpinya hingga sesuai dengan warna yang diinginkan.

“Terus yang anak megang dunia itu, menceritakan bila mereka [anak dan dunia] saling berhubungan. Si anak ini mempunyai spirit, keinginan, harapan, dan sesuatu yang ingin disampaikan ke depannya atas perubahan dunia yang dia tinggali,” jelasnya yang sudah aktif dalam ekspresi sosial dan aktivisme melalui seni sejak tahun 2000.

Salah seorang pengunjung, Maknun, tampak mematung memandangi lukisan bergambar seorang anak jalanan yang tengah duduk di pinggir jalan yang digambar dalam media papan larangan dilarang parkir.

Saat ditanya terkait gambar tersebut, perempuan 25 tahun itu menafsirkan jika pelukis sepertinya ingin memberitahu kepada pengunjung meski anak itu hidup di jalanan, namun sejatinya tak mengurungkan niatnya untuk tetap belajar agar bisa membenahi masa depanya.

“Keren ini gambarnya. Pengamen kecil ini duduk dengan background dari medianya [bergambar larangan parkir]. Tapi ekspresinya bahagia. Terus dia bawa alat-alat tulis dan buku itu kan. Rasanya kaya melihat si anak itu pantang menyerah dan tetap belajar meski hidupnya di jalanan,” kata Maknun.

Sementara itu, General Manajer Kolektif Hysteria, Kesit Agung Wijanarko, mengatakan Buah Tangan Edisi 28 merupakan salah satu agenda dari Kolektif Hysteria yang masuk dalam rangkaian dan event strategis Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Digandengnya Isrol Medialegal dalam edisi kali ini, diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi seniman lain.

“Karena interaksi budaya bagi seniman adalah hal yang krusial,” kata Kesit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya