SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanam padi. (Freepik.com)

Solopos.com, PURBALINGGA-Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memperkirakan masa musim tanam pertama 2023/2024 di wilayah itu mundur karena masih ada perbaikan saluran irigasi.

Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga Mukodam di Purbalingga, Jumat (29/9/2023), mengatakan pihaknya sebenarnya berharap musim tanam pertama dapat berlangsung pada Oktober-November.  “Hanya dari kondisi kekurangan air dan beberapa saluran irigasi di Purbalingga juga sedang dalam proses perbaikan, ini mengakibatkan pengunduran musim tanam pertama,” tegasnya dikutip dari Antara pada Jumat (29/9/2023).

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Jika musim tanam pertama di Purbalingga tersebut dapat dimulai paling lambat pertengahan Oktober, kata dia, masa panen diharapkan dapat berlangsung mulai akhir Desember.

Akan tetapi jika ternyata ketersediaan air belum memungkinkan dan kembali terjadi pengunduran, lanjut dia, musim tanam pertama diperkirakan baru bisa dilakukan pada bulan Januari-Februari 2024.

“Intinya memang ketersediaan air. Hanya saja kebetulan jadwal perbaikan saluran irigasi, baik Daerah Irigasi Banjarcahyana, Daerah Irigasi Krenceng, maupun Daerah Irigasi Onggokbawah ini sebetulnya mulai dilaksanakan pada bulan Agustus-September, tapi belum selesai hingga saat ini,” jelasnya.

Jika pada pertengahan Oktober di Purbalingga sudah ada hujan dan perbaikan saluran irigasi telah selesai, kata dia, luas tanam padi bisa mencapai kisaran 18.500 hektare sesuai dengan rata-rata luas tanam dalam satu musim dan diharapkan penanamanya bisa mendekati serempak.

Selain membicakan tentang musim tanam pertama yang diperkirakan mundur, Mukodam juga menjelaskan hingga saat ini di beberapa wilayah Purbalingga masih berlangsung masa panen seperti di sekitar Kecamatan Bukateja.  “Luas panen pada bulan September mencapai kisaran 2.500 hektare, itu termasuk wilayah Bukateja. Pada bulan Oktober juga masih ada yang panen, namun kami belum menghitung secara detail,” ungkapnya.

Menurut dia, produktivitas panen padi di Purbalingga rata-rata masih sebesar 5,5 ton per hektare, namun ada beberapa lokasi yang berkisar 4,9-5,2 ton/hektare karena kurang mendapatkan air.

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga pada hari Rabu (27/9) juga telah melaksanakan panen padi pada lahan demontrasi plot (demplot) pertaninan cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja.

“Di sana ada luasan 50 hektare, ya mudah-mudahan bisa panen semuanya. Kalau melihat kondisi pertanaman, insya Allah bisa panen semua,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya