SOLOPOS.COM - Bupati Semarang, Ngesti Nugraha saat melepas vanili dari petani Kabupaten Semarang dan sekitarnya yang diekspor ke Amerika Serikat, Selasa (24/10/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Komoditas vanili dari petani Kabupaten Semarang dan sekitarnya semakin dilirik pasar Amerika Serikat. Hal itu dibuktikan dengan melakukan ekspor vanili ke Negeri Paman Sam sebanyak 1,5 ton pada Selasa (24/10/2023).

Komoditas vanili yang diekspor hampir semuanya berasal dari Kabupaten Semarang serta dari daerah sekitarnya, seperti Salatiga dan Temanggung. Bahkan, komoditas yang cukup langka tersebut memiliki nilai ekspor cukup tinggi.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Pelepasan ekspor ke Amerika Serikat itu dilakukan langsung oleh Bupati Semarang, Ngesti Nugraha. Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan Pemkab Semarang akan terus mendukung penuh pengembangan investasi vanili di Kabupaten Semarang sehingga nantinya bisa dikembangkan lebih luas lagi.

“Harapannya, ini akan semakin berkembang, baik dari perusahaan hingga para petani vanili. Serta bisa membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” terang Bupati, Selasa (24/10/2023).

Selain itu, komoditas vanili juga bisa membangkitkan semangat dalam bidang pertanian. Terutama mengajak anak-anak milenial sekarang agar tertarik dengan sektor pertanian dan akan memunculkan inovasi-inovasi.

Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, menambahkan pihaknya akan menjalin kemitraan dengan perusahaan yang melakukan ekspor. Kegiatan tersebut dinilai mendukung penuh para petani vanili.

“Vanili ini cukup langka dan petaninya juga masih sedikit di Kabupaten Semarang,” terangnya.

Dijelaskan, vanili hanya cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 400 hingga 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lahan tersebut berada di daerah pegunungan dan tidak semua tempat bisa ditanami vanili.

Perwakilan Direksi PT Sumber Rahardja Makmur, Eswin Condro, menyebutkan saat ini nilai ekspor vanili di luar negeri mencapai US$100 per kilogram. Saat ini, harga vanili di dunia tengah mengalami penurunan.

“Dulu, kami bisa membeli dari petani Rp3 juta per kilogram. Tapi sekarang hanya Rp1 juta per kilogram. Memang saat ini harga vanili tengah turun,” ungkap Eswin.

Pihaknya telah melakukan ekspor vanili dari tahun 2017 dan pasar paling besar berada di Amerika Serikat. Rata-rata, volume sekali ekspor juga terbilang besar yakni satu hingga dua ton.

“Bahkan kami tahun sebelumnya ekspor hampir 24 ton,” bebernya.

Menurutnya vanili memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bisa dimaksimalkan oleh masyarakat. Hal itu ditambah Indonesia merupakan negara penghasil vanili terbesar kedua di dunia.

“Tapi masyarakat luas tidak tahu hal tersebut. Maka dari itu, saat pemerintah melaksanakan gerakan tiga kali nilai ekspor membuat para pengusaha dan petani vanili bahagia,” tandas Eswin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya