SOLOPOS.COM - Wakil Ketua III pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jateng 2024, Sunarto, saat ditemui di sela penerimaan posko aduan PPDB di Kantor Disdikbud Jateng, Rabu (12/6/2024) sore. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan ada empat kecamatan di Kota Semarang yang masuk area blank spot atau tidak memiliki satuan pendidikan setingkat SMA negeri pada PPDB 2024. Keempat kecamatan itu yakni Gajahmungkur, Candisari, Tugu, dan Gayamsari.

Wakil Ketua III PPDB Jateng 2024, Sunarto, mengatakan bagi calon peserta didik baru yang berada di area blank spot itu pihaknya pun menyediakan zonasi khusus dengan kuota 12 persen. Dengan langkah ini, calon siswa dari area blank spot bisa mendaftar ke sekolah di luar zonasi atau domisilinya melalui jalur zonasi khusus.

Promosi BRI Buka 3 Program Rekrutmen Pekerja, Cek Kualifikasinya

“Semarang masih ada empat [area blank spot atau tidak punya sekolah setingkat SMA negeri]. Namun di Semarang disediakan zonasi khusus, sedangkan untuk kelas jarak jauh dan online tidak ada,” ujar Sunarto di Kantor Disdikbud Jateng, Rabu (12/6/2024).

Kendati demikian, zonasi khusus tersebut hanya berlaku satu sekolah di masing-masing kecamatan yang masuk area blank spot. Perinciannya untuk Candisari disediakan zonasi khusus di SMAN 1 Semarang, Kecamatan Semarang Selatan. Sedangkan Kecamatan Gajahmungkur di SMAN 5 yang berada di wilayah Semarang Tengah dan SMAN 8 Semarang untuk calon siswa dari Kecamatan Tugu.

Sementara untuk calon peserta didik baru dari Kecamatan Ngaliyan dan Gayamsari disediakan zonasi khusus di SMAN 11 Semarang yang terletak di Kecamatan Semarang Selatan.

“Jadi enggak bisa di sekolah lainnya. Maka dari itu solusi mengatasi blank spot ya mendirikan USB [unit sekolah baru]. Tapi kendala mendirikan USB ada di pembebasan lahan, penyediaan lahan yang tak mudah,” terangnya.

Sementara alasan tak adanya kuota kelas jauh dan online di area blank spot Kota Semarang, Sunarto menjelaskan karena tak ada permintaan dari pemangku kebijakan setempat atau Pemerintah Kota Semarang. Oleh karena itu, hanya ada kuota 12 persen untuk zonasi khusus di Ibu Kota Jawa Tengah.

“[Kelas jauh dan online] tergantung permintaan masyakat dan pimpinan daerah di sana. Karena harus ada ruang disediakan, baik di kantor desa untuk kelas atau lainya. Namun di Jateng ada yang mengajukan [kelas jauh] hanya Pemalang. Sedangkan kelas virtual ada di Brebes dan Boyolali,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak empat sekolah baru untuk jenjang SMA dan SMK telah dibuka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng) pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024. Hadirnya empat sekolah baru yang terdiri dari dua SMA negeri dan dua SMK negeri ini pun diharapkan mampu memenuhi kebutuhan calon peserta didik baru, terutama yang selama ini tinggal di area blank spot.

“Semoga kabupaten/kota bisa bersinergi untuk penyerahan aset lahan untuk dibangun sekolah di area blank spot. Karena kalau masalah jumlah [yang akan di bangun di PPDB 2025], tergantung kemampuan APBD [anggaran pendapatan dan belanja daerah] Pemprov Jateng,” harap Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya