SOLOPOS.COM - Kondisi banjir di Jalan Tlogosari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semrang, Jawa Tengah (Jateng), pada Kamis (14/3/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com. SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mencatat ada 158.137 jiwa terdampak banjir di wilayahnya hingga Kamis (14/13/2024). Ratusan ribu jiwa itu tersebar di tujuh kecamatan yang hingga sore ini masih terdapat genangan air dengan kedalaman bervariasi.

Pantauan Solopos.com, kedalaman banjir yang terjadi di Ibu Kota Jawa Tengah ini mulai dari 20 sentimeter (cm) sampai 100 cm. Imbasnya, banyak aktivitas masyarakat, pekerja, hingga anak sekolah yang terganggu.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P. Martanto, mengatakan ada tujuh kecamatan yang dilanda banjir, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara. Total ada 49.192 kepala keluarga (KK) yang tersebar di tujuh wilayah terdampak itu.

“Total jiwa ada 158.137 jiwa yang terdampak. Saat ini kami sedang fokus penanganan. Konsentrasi kami sudah mulai melakukan evakuasi, khususnya warga lanjut usia [lansia] dan balita,” ungkap Endro kepada Solopos.com, Kamis.

Sementara itu, warga Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Zaeni, 59, mengaku tak berangkat bekerja lantaran rumahnya kemasukan air hingga 100 cm. Banjir menerobos rumahnya pada Rabu (13/3/2024) malam, tepatnya pukul 21.30 yang berasal dari limpasan Sungai Banjir Kanal Timur (BKT).

Pria berusia 59 tahun itu menceritakan saat banjir Rabu malam, meski kondisi air sedada di tengah guyuran hujan, Zaeni bersama sang istri tetap berupaya menyiapkan menu untuk santapan sahur bersama kedua anaknya. Zaeni mengaku terpaksa tak berangkat bekerja lantaran sebagian pakaiannya basah.

“Semalam air melimpas, guyuran hujan tak berhenti sama sekali sampai pagi tadi,” kata Zaeni di lokasi pengungsian di Jalan Raya Kaligawe, Gayamsari.

Nasib serupa juga dialami oleh warga Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, Dita Eksiana, yang menumpang truk milik Basarnas bersama suami dan kedua anaknya karena rumahnya terdampak banjir. Perempuan berusai 36 tahun itu memutuskan meninggalkan rumah untuk mengungsi ke rumah saudara.

“Semalam sepaha [banjirnya]. Dan ini mau mengungsi ke tempat kakak di Ngaliyan. Terus posisi di rumah kosong, barang-barang rumah tergeletak,” tutup Dita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya