SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencemaran atau polusi asap pabrik di Demak. (Freepik.com)

Solopos.com, DEMAK – Warga Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), mengeluhkan polusi atau pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah pabrik briket di wilayahnya. Polusi udara itu pun dikhawatirkan mengganggu kesehatan warga, terutama infeksi saluran pernafasan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, limbah tersebut berasal dari pabrik briket yang berada di Dukuh Karangmalang, Desa Gemulak. Limbah berupa asap pekat itu setidaknya mencemari dua lingkungan rukun warga (RW) di dua dukuh, yakni Dukuh Karangmalang dan Dukuh Belah.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Camat Sayung, Sukarman, membenarkan bila ada pabrik briket di wilayah Dukuh Karangmalang. Kendati demikian, menurutnya, keberadaan pabrik briket di wilayah Sayung Demak itu tidak menimbulkan pencemaran udara atau polusi bagi warga seperti yang dikeluhkan.

“Itu permasalahan lama, sejak dua tahun lalu. Sudah kelar dan enggak ada lagi warga yang mengeluh. Warga, pemerintah, DLH [Dinas Lingkungan Hidup] dan pabrik sudah mediaasi pada awal 2021 lalu. Sudah clear sebenarnya. Sudah dicek juga di laboratorium,” sanggah Sukarman saat dihubungi Solopos.com, Selasa (17/10/2023).

Kendati demikian, polusi dari pabrik briket di Sayung Demak ini rupanya masih menjadi polemik. Bahkan, permasalahan yang timbul itu sempat diviral setelah video warga yang membersihkan sisa abu pabrik yang tersebar di rumahnya diunggah di sejumlah media sosial (medsos).

Salah satu akun yang mengunggah video itu adalah akun Instagram @infokejadiandemak. Dalam video yang diunggah itu, terlihat warga tengah membersihkan abu yang diduga dari hasil pembakaran pabrik briket atau arah di Desa Gemulak, Sayung, Demak.

Seorang warga Desa Gemulak, Sayung, Demak, Lutfi Faiyah, membenarkan jika selama ini warga masih terdampak polusi dari pabrik briket atau arang itu. Bahkan, selama dua tahun terakhir dirinya dipaksa harus hidup berdampingan dengan limbah asap pabrik briket itu.

“Mulai dari 2021 sampai sekarang [masih terdampak limbah pabrik]. Kalau setiap pagi, selalu saya menyapu. Kalau tidak [disapu] limbah kumpul jadi banyak,” keluh Lutfi.

Lutfi menceritakan, polusi atau pencemaran limbah asap pabrik briket dii Sayung, Demak, itu biasanya dimulai pada malam hingga dini hari. Limbah itu berupa serbuk debu yang dihasilkan oleh pabrik briket.

“Jadi enggak nyaman banget itu ketika jam 12 malam sampai 4 pagi. Waktunya tidur, asapnya tidak tahu tapi baunya tidak sedap. Saya khawatirkan itu kalau serbuk itu dihirup anak-anak akan berdampak pada kesehatan mereka,” ujarnya.

Lutfi mengungkapkan jika pabrik briket yang memberikan polusi bagi warga di Desa Gemulak, Sayung, Demak, itu merupakan milik Kepala Desa Tugu, Hartono. Ia pun berharap pabrik itu bisa segera ditutup atau direlokasi jauh dari permukiman warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya