SOLOPOS.COM - Perundungan di kelas. (freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Pakar pendidikan dari Universitas PGRI Semarang (Upgris), Ngasbun Edgar, turut menyoroti ramainya pemberitaan kasus perundungan siswa SMP di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).

Ia menyarankan sudah saatnya tiap sekolah membentuk tim satuan tugas (Satgas) Antiperundungan.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Tim Antiperundungan ini terdiri atas guru, tenaga administrasi, psikolog, dan siswa itu sendiri. Tujuanya untuk mengawasi tingkah dan perkembangan karakter anak di sekolah. Sehingga bisa mencegah perundungan sedini mungkin sebelum jatuhnya korban,” kata Ngasbun kepada Solopos.com, Minggu (1/10/2023).

Ngasbun menjelaskan selama ini perundungan sering terjadi di luar jam sekolah dan di titik-titik yang jarang dijamah oleh guru, termasuk di luar sekolah. Oleh sebab itu, Tim Antiperudungan ini bertujuan mengawasi perilaku para murid di luar jam pelajaran.

“Perundungan ini sering kan terjadi di waktu istirahat, saat guru juga istirahat. Sehingga perhatian ke murid lepas. Maka menurut saya, guru piket perlu diberdayakan. Waktu sebelum masuk kelas, istirahat, pulang sekolah selama di lingkungan sekolah. Nah kalau sudah di luar sekolah, ini harus ada keterlibatan dan partisipasi masyarakat maupun orang tua. Karena bagaimana pun, perundungan ini bukan hanya tanggung jawab guru,” jelasnya.

Senada, Pakar Psikologi dari Unika Soegijapranata, Indra Dwi Purnomo turut menyarankan adanya guru piket di luar jam pembelajaran. Selain itu, komunikasi seefektif mungkin antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar juga diperlukan guna mencegah sedini mungkin munculnya bibit-bibit pelaku maupun korban bullying.

“Lingkungan sekitar harus membantu korban bila ada yang melihat [bullying]. Misal saat pulang sekolah ada anak diejek, didorong-dorong, komunikasikan ada apa, laporkan. Pihak sekolah bangun lingkungan yang aman, berdayakan guru piket, tempat-tempat yang rawan untuk perundugan, seperti lorong yang gelap, pasang lampu, dan setiap saat harus ada yang monitoring di lingkungan sekolah,” imbuh Dosen Unika yang praktik di RS Akademi Kepolisian (Akpol) itu.

Tak hanya itu, ketidakseimbangan antara pelaku dan korban juga disinyalir menjadi penyebab bullying kurang mendapat perhatian sebelum jatuh korban. Sebab, korban yang merasa tak diperhatikan juga memiliki ketakutan tersendiri bila harus bersuara.

“Anak yang jadi sasaran kan, maaf, ada perbedaan jelas, strata, senioritas, fisik, karakternya. Perbedaan-perbedaan ini harus diketahui sedini mungkin. Karena ketika di-bully, korban bisa fight (melawan), flying (kabur), dan freezing (membeku). Nah kebanyaian korban membeku. Tidak berani ngomong. Maka sangat penting peran guru, orang tua dan lingkungan. Termasuk menciptakan lingkungan harmonis,” katanya.

Sementara dari segi pelaku, sifat remaja yang ingin eksis dan diakui oleh sosialnya sering menumbuhkan sifat bullying. Hal ini akan semakin kuat bila pelaku pernah menjadi korban bullying atau mempunyai hubungan tidak harmonis di keluarga maupun lingkungan.

“Apabila kehidupan keluarga kurang harmonis juga bisa menjadi pemicu anak melampiaskan emosinya ke orang lain. Tapi pada intinya, pelaku bullying selalu ingin dominan dari orang lain, ingin populer dan diakui. Oleh karena itu, komunikasi seefektif mungkin sangat penting untuk dilakukan antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar. Agar ada yang mengetahui bila ada tanda-tanda mengarah ke bullying maupun korban bullying,” katanya

Diberitakan sebelumnya, Kapolresta Cilacap, Kombes Pol. Fannky Ani Sugiharto, mengungkapkan motif di balik aksi perundungan siswa SMP di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) yang viral di media sosial (medsos).

Menurut Kapolresta Cilacap, aksi perundungan itu dilatarbelakangi pengakuan korban sebagai anggota kelompok tertentu yang membuat pelaku tidak terima dan menganiaya korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya