Jateng
Kamis, 4 Januari 2024 - 15:37 WIB

Cuaca Ekstrem di Jateng, BMKG: Potensi Terjadi hingga 10 Januari 2024

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan lebat. (Dok. Soloposcom)

Solopos.com, CILACAP — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada 4-10 Januari 2024. Cuaca ekstrem ini pun memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, hujan dengan intensitas tinggi, angin kencang dan longsor.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, Kamis (4/1/2024). Tunggul bahkan menyebutkan kasus yang terjadi di sejumlah wilayah Jateng pada hari ini, Kamis.

Advertisement

“Bahkan hari ini [4/1/2023] hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi pegunungan tengah Jateng, Jateng bagian selatan dan barat, serta beberapa wilayah lainnya,” kata Tunggul.

Menurut dia, potensi cuaca ekstrem di Jateng tersebut sudah terjadi sejak akhir Desember 2023 dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga 10 Januari 2024

Berdasarkan data yang dirilis BMKG, kata dia, potensi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer, antara lain Monsun Asia musim dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia.

Advertisement

“Dengan demikian pertumbuhan awan hujan pada periode Januari ini diprediksikan cukup intens,” katanya.

Selain itu, kata dia, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini sudah mulai memasuki wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah.

Menurut dia, kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan.

Advertisement

“Faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin serta belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan,” katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di daerah rawan bencana hidrometeorologi, untuk mewaspadai potensi terjadinya banjir, banjir bandang, tanah longsor, tanah bergerak, dan angin puting beliung. Potensi itu bisa muncul saat terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif